SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi

LONDON – Manajer Arsenal, Arsene Wenger, bersimpati dengan nasib yang dialami bos Chelsea, Rafael Benitez. Manajer asal Spanyol itu menjadi banjir kritik dan hujatan para fans Chelsea sejak masuk menggantikan kursi Roberto Di Matteo.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ucapan simpatik Wenger ini disampaikan jelang bentrok derbi London, Chelsea versus Arsenal di Stamford Bridge, Minggu (20/1/2013) malam WIB.

Menurut Wenger, semenjak mendapat kritik pedas para suporter itu, grafik penampilan Chelsea turun, terutama saat tampil di kandang. Terbukti dari tujuh laga kandang yang dilakoni Chelsea sejauh ini, hanya dua yang mampu berujung kemenangan.

Wenger menilai Benitez atau para pemainnya tak bisa disalahkan, namun sikap fans-lah yang patut dipertanyakan terkait tren negatif yang ditunjukkan Chelsea sejauh ini.

“Anda tak pernah tahu seberapa besar dampaknya hal itu bagi para pemain,” tutur Wenger di Soccerway, Jumat (18/1/2013).

“Gemuruh bisa membuat sedikit kesulitan atau menjadi antusiasme jika pertandingan berubah menjadi baik,” imbunya.

“Tentu, itu menjadi tes kekuatan mental bagi para pemain. Namun, untuk pemain muda khususnya, itu tak akan mudah.”

“Saya rasa itu memang tugas kami (para manajer) untuk berurusan dengan hal semacam itu. Namun, satu hal yang bisa saya katakana, lebih mudah bermain di lingkungan yang positif, dibanding lingkungan negatif,” lanjut Wenger.

Namun, kendati merasa simpati dengan Benitez, Wenger mengaku tak akan berbaik hati saat kedua tim bersua. Ia menekankan timnya untuk meraih hasil maksimal atas Chelsea.

“Saya merasa bersimpati untuk tiap manajer hingga hari di mana saya akan melawan mereka. Kemudian, rasa simpati itu akan hilang dan datang kembali setelah  pertandingan,” imbuhnya.

“Kami dalam posisi yang sama. Kami sadar kami berada di ujung tanduk dan kepercayaan diri sangatlah penting,” beber Wenger.

Manajer berjuluk Profesor ini  juga tengah dihujani kritik para suporter Arsenal. Ia dianggap terlalu pelit untuk membeli pemain baru yang berkualitas bintang. Padahal timnya sudah tujuh musim paceklik gelar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya