SOLOPOS.COM - Andres Iniesta

Andres Iniesta

GDANSK–Bekal kontras antara juara bertahan Spanyol dan Italia membuat duel kedua tim raksasa Eropa itu di laga pembuka Grup C Euro 2012 di PGE Arena, Gdansk, Polandia, Minggu (10/6/2012), menjadi lebih menarik ditonton.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Italia lebih sering menang atas Spanyol, namun juara bertahan sedang dalam performa terbaiknya. Italia tengah dalam kondisi goncang, namun sejarah mencatat Italia justru menjadi juara Piala Dunia 2006 setelah mereka dilanda kasus calciopoli.

Spanyol bisa dibilang menjalani persiapan jauh lebih ideal ketimbang Italia. Meski kehilangan dua pemain kunci, bek sentral Carles Puyol dan striker David Villa karena cedera, Spanyol tidak mengalami masalah berarti.

Tanpa Puyol dan Villa ternyata performa Spanyol tetap konsisten di jalur tepat. Terbukti mereka memenangi tiga laga uji coba terakhir. Skuat La Furia Roja, julukan Spanyol, pun tiba di turnamen ini sebagai favorit juara.

Andres Iniesta dkk optimistis menatap peluang menjadi tim pertama yang memenangi Euro secara back-to-back dengan trofi juara Piala Dunia mereka menangi di antara dua kejuaraan Eropa. Pelatih Spanyol, Vicente del Bosque tak menutupi hasrat pasukannya menjadi tim nasional pertama dalam sejarah yang mencapai prestasi itu.

Del Bosque memahami seberapa tingginya ekspektasi terhadap skuatnya. “Kami berada dalam tekanan besar karena ada banyak optimisme terhadap kami,” ujar Del Bosque seperti dilansir Googlenews, Sabtu (9/6/2012).

“Namun, kami sudah terbiasa dengan tekanan karena kami juara bertahan dan kami juara dunia. Kendati begitu, kami tidak bisa berpikir berada di sini dan akan menang. Berkelakuan seperti itu akan menjadi kesalahan besar,” imbuh Del Bosque.

Sebaliknya, persiapan jauh dari ideal mengiringi langkah juara dunia 2006, Italia. Hasil buruk di laga uji coba, skandal pengaturan skor dan judi illegal hingga musibah gempa bumi mengacaukan persiapan Gli Azzurri, julukan Italia.

Pelatih Italia, Cesare Prandelli terpaksa mencoret bek Domenico Criscito dari skuat karena menjalani investigasi terkait skandal itu. Kekalahan 0-3 dari Rusia sebelum turun di turnamen ini menjauhkan Italia dari status favorit juara.

Terlepas dari semua latar belakang mengecewakan itu, Italia secara historis memiliki rekor impresif saat berhadapan dengan Spanyol di turnamen utama. Dari enam pertemuan di turnamen besar, Spanyol hanya sekali menang atas Italia. Itupun terjadi saat La Furia Roja menang penalti di perempat final Euro 2008 setelah hanya bermain imbang tanpa gol di babak reguler hingga tambahan waktu.

Azzurri memenangi tiga di antaranya, termasuk replay di Piala Dunia 1934 dan dua lainnya berakhir imbang. Spanyol juga tak pernah mencetak gol ke gawang Italia saat bertemu di Kejuaraan Eropa, meskiItalia hanya sekali membobol gawang Spanyol dalam tiga pertemuan terakhir di Kejuaraan Eropa.
Kali terakhir bertemu, Italia mengalahkan Spanyol dengan skor 2-1 di laga persahabatan, Agustus 2011.

“Spanyol memang sangat kuat namun kami pernah mengalahkan mereka dan tidak ada tim yang tak tersentuh,” ujar Prandelli.

“Saya memiliki tim dengan karakter, kualitas dan keinginan kuat,” imbuh dia. Prandelli memberi sinyal kuat menduetkan Mario Balotelli dan Antonio Cassano sebagai ujung tombak serangan Italia. “Saya meminta Balotelli berbicara di lapangan. Dia memiliki peluang luar biasa dan tidak boleh merusaknya,” kata Prandelli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya