SOLOPOS.COM - MUSUH BEBUYUTAN -- Joe Frazier (kiri) dana Muhammad Ali berpose bersama dalam sebuah acara di Hollywood, tahun 2002 silam. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

MUSUH BEBUYUTAN -- Joe Frazier (kiri) dana Muhammad Ali berpose bersama dalam sebuah acara di Hollywood, tahun 2002 silam. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Washington (Solopos.com) – Joe Frazier, mantan juara dunia tinju kelas berat yang dikenal sebagai penakluk pertama Muhammad Ali sekaligus rival berat petinju legendaris itu, meninggal dunia Senin (7/11/2011) waktu AS. Frazier meninggal dalam usia 67 tahun di Philadephia sebulan setelah didiagnosa mengidap kanker hati.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Frazier memenangi medali emas tinju kelas berat Olimpiade mewakili AS dalam Olimpiade Tokyo 1964 dan memegang gelar juara dunia kelas berat dari tahun 1970 hingga 1973. Dia tiga kali berhadapan dengan Ali di tahun 1970-an, di mana pertarungan mereka menjadi salah satu pertarungan legendaris tinju dunia. Dalam tiga pertemuan itu Frazier sekali mengalahkan Ali saat pertarungan pertama dan dalam dua kesempatan lain kalah.

Frazier memenangi gelar juara dunia tinju kelas berat di tahun 1970 setelah meng-KO Jimmy Ellis. Gelar itu diperoleh setelah sebelumnya si empunya gelar, Muhammad Ali, dicabut haknya lantaran menolak program wajib militer dalam rangka Perang Vietnam. Ali kemudian kembali ke ring dan bertarung dengan Frazier 8 Maret 1971 di Madison Square Garden, New York, dalam partai yang disebut sebagai “Pertarungan Abad Ini.” Frazier menganvaskan Ali dengan hook kiri di ronde ke-15. Ali masih bisa bertarung lagi, tapi kemudian Frazier dinyatakan menang angka mutlak.

Namun setelah pertarungan yang dilukiskan sangat brutal itu, kedua petinju harus dirawat di rumah sakit. Frazier belakangan kehilangan gelarnya di tahun 1973 dari George Foreman. Pertarungan keduanya melawan Ali terjadi 28 Januari 1974, yang kembali digelar di Madison Square Garden. Saat itu Ali menang angka dalam pertarungan 12 ronde. Ali selanjutnya mengalahkan Foreman dan merebut kembali gelar juara dunia.

Frazier lantas menantang Ali untuk gelar itu dalam pertarungan kali ketiga mereka di Manila, Filipina, 1 Oktober 1975. Pertarungan itu juga menjadi salah satu legenda dunia tinju dengan julukan “The Thrilla in Manila.” Pertarungan berjalan sengit selama 14 ronde dan kemudian pelatih Frazier, Eddie Futch yang merasa sang petinju sudah kepayahanan meminta pertarungan dihentikan.

Meski Frazier sudah babak belur dengan salah satu matanya bahkan sudah sangat bengkak sehingga tak bisa dibuka lagi, dia sebenarnya menolak keras menyerah. Dia selanjutnya tak pernah bisa memaafkan tindakan Futch yang meminta berhenti sehingga memberikan kemenangan bagi Ali.

Sepanjang karirnya, Frazier mencatat 32 kali menang, empat kali kalah dan sekali seri. Dia mundur dari ring setelah kekalahan keduanya dari Foreman tahun 1976. Tahun 1981 dia sempat kembali naik ring, namun kemudian berhenti selamanya. Sepanjang karir bertinjunya, Frazier hanya kalah dari Ali dan Foreman.

Nasib Frazier pun berbeda dari sang rival berat, Ali. Jika Ali menjadi salah satu legenda olahraga dunia yang dicintai dan dihormati, Frazier justru terpuruk dan bangkrut. Dia harus tinggal sendirian di sebuah apartemen di atas sasana pribadinya yang terletak di kawasan kumuh Kota Philadelphia.

bas/Rtr

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya