SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
SOLO— Kontingen Indonesia yang akan berlaga ke Paralympic Games 2012 di London bakal dilepas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi A Mallarangeng, Jumat (24/8/2012) hari ini.
Acara pelepasan kontestan pesta olahraga terakbar di dunia bagi atlet difabel itu akan dilangsungkan sekitar pukul 14.00 WIB di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kontingen Indonesia ke Paralympic berjumlah sekitar 10 orang, terdiri atas empat atlet dan enam pelatih serta ofisial.
“Sebelum berangkat ke London, kontingen akan dilepas Menpora di kantornya. Sehari setelah itu, yakni Sabtu (25/8) malam WIB kami akan bertolak dari Jakarta ke London,” jelas Ketua National Paralympic Committees (NPC) Indonesia, Senny Marbun saat dijumpai wartawan di kantornya, Kamis (23/8).
Sebelum keberangkatannya ke London, Senny mewakili Kontingen Indonesia meminta doa restu kepada masyarakat Tanah Air agar turut mendoakan David M Jacobs dkk agar mendapatkan sukses di Negeri Ratu Elizabeth nanti. Meski mengakui peluang mereka untuk meraih medali sangatlah tipis, Senny menegaskan para atlet difabel Indonesia itu bakal berjuang sekuat tenaga untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. “Kami minta doa restu kepada semua masyarakat Indonesia,” terang Senny.
Disinggung mengenai perjanjian bonus dari pemerintah pusat, Senny menguraian setiap atlet akan mendapatkan kucuran Rp500 juta apabila dia mampu mendapatkan medali emas, Rp300 juta untuk medali perunggu dan Rp100 juta untuk medali perak. Iming-iming bonus itu memang lebih sedikit dibandingkan gelontoran bonus medali Olimpiade. Akan tetapi Senny mengaku dana dari pemerintah pusat itu dianggap tidak berat sebelah.
Kontingen Indonesia yang akan dipimpin Chief de Mission (CDM), James Tankudung bakal menginap di perkampungan atlet di Olympic Park, London. Senny menyatakan Kontingen Indonesia juga menyiapkan diri untuk mengikuti acara pembukaan di Olympic Stadium, London, Rabu (29/8).
“Di upacara pembukaan nanti, kontingen Indonesia akan tampil dengan menggunakan baju adat daerahnya masing-masing, untuk menunjukkan betapa kayanya keragaman suku dan budaya di negeri ini”. Hanifah Kusumastuti/JIBI/SOLOPOS
