SOLOPOS.COM - Luis Enrique (Twitter)

Kabar pelatih Luis Enrique yang dibayangi memori kelam.

Solopos.com, BARCELONA — Barcelona tinggal selangkah dari menjuarai Liga Primera 2015/2016. Gelar tahun ini akan yang menjadi kedua beruntun bagi tim Catalan dan mengantar pelatih mereka Luis Enrique melupakan momen kelam di masa silam.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Barcelona bersaing ketat dengan rival klasik mereka Real Madrid dan berbagai kemungkinan bisa terjadi di akhir kompetisi. Blaugrana, julukan Barca, bertengger di puncak dengan 88 poin atau hanya unggul satu angka atas Madrid dengan hanya satu laga tersisa.

Barca akan juara tanpa bergantung Madrid bila menang atas Granada di laga pamungkas, Sabtu (14/5) malam WIB. Sebaliknya Barca akan gagal merebut gelar bila kalah dari Granada dan Madrid di pertandingan lain melawan Deportivo La Coruna.

Rivalitas sengit itu membuka peluang perburuan trofi liga 2015/2016 berakhir dramatis dengan Barca menjadi tim pesakitan. Pengalaman buruk serupa dialami pelatih mereka, Luis Enrique, saat masih berstatus sebagai pemain dan seluruhnya bersama Madrid.

Ya, Enrique memang sempat membela Madrid dalam rentang 1991-1996. Tetapi dalam lima tahun kebersamaan dengan Los Blancos, julukan Madrid, pelatih 46 tahun tersebut dua kali kehilangan gelar liga di detik-detik terakhir pada musim 1991/1992 dan 1992/1993 secara beruntun.

Madrid menyambut laga terakhir 1991/1992 dengan keunggulan satu poin atas rival abadi mereka, Barca. Los Blancos pun telah siap berpesta seiring keunggulan 2-0 atas Tenerife di babak pertama. Di laga lain Barca masih bermain imbang 0-0 melawan Athletic Bilbao.

Namun drama berlangsung di babak kedua. Tenerife sukses mengejar ketertinggalan dan berbalik unggul 3-2 di akhir laga. Hasil buruk Madrid membuat mereka kehilangan gelar karena Barcelona sukes memetik tiga poin melalui sepasang gol Hristo Stoichkov.

Skenario identik terjadi semusim berselang. Madrid dikalahkan Tenerife di partai terakhir musim 1992/1993 dan Stoichkov mengulang sejarah mengantar Barca merengkuh gelar liga dengan membantu tim mengalahkan Real Sociedad.

Skenario serupa menghantui Enrique jelang laga terakhir musim ini. Namun, kali ini dengan Barcelona. Di sisi lain, eks Pelatih Celta Vigo itu berpeluang menghapus kenangan buruk di masa lalu dengan membantu Barca juara.

Barcelona tak akan gegabah di laga terakhir kontra Granada. Terlebih mengingat mereka akan bermain di partai tandang di Estadio Nuevo Los Carmenes. Gelandang Barca Javier Mascherano meminta tim menghindari kesalahan sekecil apa pun yang bisa berdampak fatal untuk tim.

“Kami sebuah unit dan semua tahu itu tergantung pada kami. Ini akan menjadi laga yang sulit. Tidak boleh ada kesalahan dan karena itu tim akan berjuang menampilkan yang terbaik,” kata Mascherano dilansir Soccerway.com, Kamis (12/5).

Di atas kertas Granada bukan lawan sepadan Barcelona. Namun tim besutan Jose Gonzalez itu berpotensi membahayakan mengingat mereka akan bermain tanpa beban. Granada memastikan selamat dari degradasi berkat kemenangan telak 3-0 atas Sevilla di pekan ke-37, Minggu (8/5). Tim berjuluk El Grana itu menghuni urutan ke-16 dengan 39 poin, memimpin tiga angka atas Getafe dan Sporting Gijon serta lebih baik dalam head to head dibandingkan dua tim terakhir di urutan ke-17 dan ke-18 klasemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya