Sport
Sabtu, 26 Juni 2010 - 13:45 WIB

Kamerun 1-2 Belanda, belum memuaskan Meneer

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

CAPE TOWN— Belanda menutup fase penyisihan Grup E dengan sempurna. Rekor kemenangan 100 persen hasil tiga kali bertanding dikemas De Oranje seusai menjinakkan Kamerun 2-1, Jumat (25/6) dini hari WIB.

Torehan gemilang itu semakin menegaskan status Belanda sebagai salah satu favorit juara di Piala Dunia 2010. Aksi sapu bersih di Grup E, melanjutankan catatan tanpa cela Tim Negeri Kincir Angin yang memenangi delapan laga kualifikasi.

Advertisement

Robin van Persie pun menemani Tim Tango Argentina yang juga mencatat kemenangan 100 persen di laga Grup B. Di babak 16 Besar, Belanda ditantang runner up Grup F, Skowakia. Tim pecahan Cekoslowakia itu lolos setelah mengalahkan juara bertahan Italia 3-2, Kamis (24/6).

Belanda tetap ngotot meladeni Kamerun kendati tiket putaran 16 Besar sudah masuk genggaman. Gelar juara grup akhirnya dikunci berkat gol Van Persie dan Klaas Jan Huntelaar pada menit 36 dan 83. Sedangkan gol tunggal balasan The Indomitable Lions, julukan Kamerun, datang melalui penalti Samuel Eto’o menit ke-65.

Meskipun anak asuhnya lolos meyakinkan dengan embel-embel juara Grup E, pelatih Bert van Marwijk ternyata tidak sepenuhnya gembira. Kesempurnaan De Oranje, dinilainya masih meninggalkan sedikit catatan. “Saya merasa penampilan hari ini (kemarin-red) kalah bagus dibandingan dengan dua laga pertama…”

Advertisement

“Kami menghadapi tim yang sudah tersingkir, mereka tidak mempertaruhkan apapun. Pada babak kedua, kami memulainya terlalu longgar dan terlalu ceroboh. Saya pikir Kamerun bisa mencetak gol lebih banyak dan kami mungkin akan kalah. Mereka akhirnya mendapatkan gol dan kami terbangun, kemudian mencetak gol kedua. Kelalaian seperti itu tak boleh terjadi lagi,” tegas Van Marwijk seperti dilansir yahoosports.com, Jumat.

Sedangkan pelatih Kamerun, Paul Le Guen, hanya bisa menyuarakan kepedihan setelah tim besutannya menelan tiga kekalahan beruntun. “Kami meninggalkan Piala Dunia dengan penyesalan besar. Kami menyadari membawa harapan dari semua orang di Kamerun, tapi kami gagal mewujudkannya,” sesal arsitek asal Prancis itu.

JIBI/SOLOPOS/yms

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif