SOLOPOS.COM - Manager Aston Villa, Paul Lambert akhirnya hengkang dari klub. Ist/guardian.co.uk

Karier Pelatih Aston Villa, Paul Lambert, berakhir seiring dengan prestasi tim asuhannya ke zona degradasi.

Solopos.com, LONDON — Sehari setelah terperosok ke zona degradasi Liga Premier, Aston Villa akhirnya mendepak manajer Paul Lambert, Rabu (11/2/2015) malam waktu setempat.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Kekalahan 0-2 dari Hull City, Rabu dini hari, menjadi puncak kekecewaan para fans kepada manajer berusia 45 tahun itu. Villa terjungkal ke peringkat ke-18 klasemen sementara Liga Premier musim ini setelah menelan lima kekalahan beruntun sejak awal Januari lalu.

Villa bahkan tidak pernah mengemas kemenangan di Liga Premier sejak menekuk Leicester City dengan skor 1-2 pada 7 Desember lalu. Lawatan ke kandang Hull menjadi laga ke-15 tanpa gol bagi Villa.

Para suporter telah mendesak klub berjuluk The Villans itu memecat Lambert sejak sepekan terakhir. Mereka bahkan telah memasang spanduk bertuliskan “Lambert Out” dalam pertandingan kontra Hull. Media masa Inggris Birmingham Mail juga dengan tegas mengatakan Lambert harus angkat kaki dari Villa Park.

“Aston Villa telah berpisah dengan manajer Paul Lambert. Pelatih tim pertama Scott Marshall dan pelatih kiper Andy Marshall akan melanjutkan persiapan skuat untuk pertandingan Piala FA melawan Leicester City di Villa Park,” beber pernyataan dalam situs resmi Villa, seperti dilansir Daily Mail, Kamis (12/2).

Berbicara untuk kali pertama setelah meninggalkan Villa Park, Lambert mengaku perannya di Aston Villa adalah pekerjaan terberat dalam kariernya. Dia telah menukangi Villa sejak hengkang dari Norwich City pada 2012 lalu.

“Saya sangat bangga pernah menjadi manajer Aston Villa, salah satu anggota pendiri Liga Sepak Bola. Saat saya tiba, pemilik klub Randy Lerner memperingatkan kepada saya bahwa saya sedang menerima tantangan tersulit dalam karier saya dan dia tidak salah,” kata Lambert, dilansir Soccerway.

“Saya sepenuhnya memahami rasa frustrasi mereka dan selalu berbagi pandangan dengan mereka bahwa klub sepak bola ini terlalu besar untuk berkompetisi di papan atas klasemen. Saya harap hal itu bisa terjadi,” imbuh dia. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya