SOLOPOS.COM - Pemain Inter Milan Romelu Lukaku (Instagram/@romelulukaku).

Solopos.com, JAKARTA–Kasus rasisme dalam sepak bola terus berulang dan dinilai tidak ada tindakan tegas kepada pelaku.

Pesepak bola berkulit hitam kerap menjadi subjek kebencian, biasanya dilakukan penonton. Kasus terakhir menimpa penyerang Romelu Lukaku saat menjalani laga leg pertama semifinal Coppa Italia atau Piala Italia kontra Juventus, Selasa (4/4/2023) lalu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Meski kampanye antirasisme terus digencarkan, tetapi kasus tersebut masih terjadi. Sebagai informasi, rasisme adalah paham atau perilaku yang merasa ras diri sendiri merupakan ras yang paling tinggi dibanding ras lain, sehingga menganggap rasa lain rendah.

Kasus yang biasanya terjadi, orang kulit hitam kerap menjadi sasaran rasisme oleh orang kulit putih.

Agensi Lukaku, Roc Nation, menanggapi atas kasus yang menimpa kliennya. Dia menyampaikan para pesepak bola berkulit hitam telah menjadi subjek kebencian pada pertandingan-pertandingan sepak bola profesional.

Dia menyebut mereka kerap mendapatkan perlakuan tak manusiawi dengan menganggap mereka rendah. Perlakuan itu disampaikan pembenci dengan berbagai cara, seperti menirukan suara kera.

Roc Nation menilai hal tersebut menjadi preseden buruk karena perilaku tak terpuji itu dilihat di seluruh dunia dan bukan tidak mungkin disaksikan anak-anak. Hal itu menjadi pembelajaran buruk bagi anak-anak.

Perilaku yang seharusnya tak terjadi itu juga menyakiti hati keluarga para pemain yang menjadi sasaran rasisme.

“Kebencian tersaji dalam bentuk menirukan suara kera, ejekan-ejekan rasial, dan lemparan kulit pisang kepada pemain-pemain terbaik di dunia, seperti yang dilihat oleh seluruh dunia, disaksikan anak-anak, serta disaksikan oleh keluarga para pemain,” demikian pernyataan Roc Nation dikutip dari Antara.

Ironis, menurut Roc Nation, tidak ada yang mendapatkan konsekuensi atau sanksi tertentu kepada pelaku. Sejak dahulu seperti itu.

“Tidak seorang pun menghadapi konsekuensi apa pun untuk sikap buruk ini. Tidak ada yang berubah. Tidak ada tindakan yang diambil,” tambahnya.

Sebelumnya, operator Liga Italia menjatuhkan hukuman penutupan sebagian tribun selatan stadion Allianz Arena kandang Juventus untuk pertandingan Liga Italia selanjutnya melawan Napoli yang akan dimainkan pada Minggu (23/4/2023) mendatang.

Itu sebagai konsekuensi kasus pelecehan rasial dari sebagian penggemar mereka terhadap Romelu Lukaku pada pertandingan leg pertama semifinal Coppa Italia atau Piala Italia melawan Inter Milan Selasa (4/4/2023) lalu. Demikian dilansir dari laman resmi Liga Italia.

Pelecehan rasial terhadap penyerang Belgia itu terjadi sebelum dan saat Lukaku mengeksekusi penalti menjelang pertandingan usai. Gol tersebut sekaligus menyelamatkan Nerazzurri dari kekalahan.

Federasi Sepak Bola Italia, FIGC, akan menggemakan kampanye antidiskriminasi bertajuk UnitiDagliStessiColori atau BersatuMelaluiWarna-warnaYangSama pada pertandingan-pertandingan di semua level pada akhir pekan ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya