SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO– Pasoepati menyatakan sama sekali tak terlibat dalam penyerangan terhadap bus yang ditumpangi pendukung PSCS Cilacap saat melintas di daerah Sleman, Yogyakarta, Minggu (12/10/2014) malam sehingga menewaskan salah satu suporter.

Seperti diberitakan di berbagai media, seorang suporter PSCS Cilacap tewas saat rombongan yang menumpang bus itu diserang di kawasan Yogyakarta. Kasus ini sendiri masih dalam pengusutan pihak berwajib.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Namun dalam sejumlah berita di media televisi nasional serta informasi yang disebarkan di Youtube, Pasoepati disebut seolah terlibat kerusuhan dengan suporter PSCS.

Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferrachtriawan, menegaskan kelompok suporter setia Persis Solo itu tidak pernah memiliki konflik dengan Lanus Mania, julukan suporter PSCS.

“Hubungan kami dengan suporter PSCS sangat baik, di Stadion Manahan semua berjalan damai. Kami bernyanyi bersama hingga usai laga. Teman-teman Pasoepati bahkan mengawal kepulangan mereka hingga Kartasura atau Klaten,” jelas Ginda, saat dihubungi Espos, Selasa (14/10).

Atas tudingan beberapa media elektronik tersebut, Ginda mengaku telah menghubungi Polres Sleman untuk meminta konfirmasi soal pelaku penyerangan. “Justru itu, kami masih menanti konfirmasi dari pihak kepolisian. Apakah benar anak-anak kami terlibat serangan itu? Tapi kalau dilogika ya enggak mungkin, wong lokasinya di Sleman kok bisa Pasoepati yang dituding,” imbuh dia.

Ginda menilai berita yang tersebar di televisi dan Youtube itu sengaja diembuskan untuk merusak hubungan Pasoepati dan Lanus Mania. Pasalnya, Sabtu (18/10) nanti, giliran Persis yang bakal bertandang ke markas PSCS.

Oleh sebab itu, Ginda mengimbau seluruh suporter Laskar Sambernyawa tidak terpancing provokasi apapun. Pasoepati justru berencana mengunjungi kediaman para korban serangan untuk menyampaikan rasa belasungkawa.

“Saya harap baik Pasoepati maupun suporter PSCS tidak terpancing provokasi. Sepertinya ada pihak-pihak yang sengaja memanaskan hubungan kami,” ucap Ginda.

Ginda menegaskan Pasoepati tetap akan menyertai lawatan Persis ke Cilacap, Sabtu nanti. Mereka tidak ingin mengindahkan rumor soal sanksi yang dijatuhkan Komdis PSSI atas buntut kerusuhan di kandang PSGC Ciamis, bulan lalu.

“Hla wong sanksinya saja enggak jelas kok, ada yang bilang karena kasus di Ciamis, ada juga yang bilang karena Pasoepati menyalakan flair di Martapura. Lagi pula, kami belum menerima surat resmi dari Komdis PSSI, jadi ya tidak masalah kan kalau Pasoepati tetap berangkat ke Cilacap,” tukas Ginda.

Terpisah, Sekretaris Persis Solo, Sapto J. P., berharap insiden penyerangan suporter itu tidak memengaruhi laga antara Laskar Sambernyawa dan PSCS. Sebab, Persis dan Pasoepati tetap harus melewati rute Sleman untuk melawat ke Cilacap.

“Kami justru berharap kasus ini membuat pihak keamanan meningkatkan kewaspadaan. Jadi, sepak bola Indonesia semakin aman dan damai,” jelas dia.

Kendati demikian, Persis tidak akan menolak jika PT Liga memutuskan menghentikan sementara pertarungan babak delapan besar Divisi Utama hingga kondisi kondusif kembali. “Ya kalau memang kondisinya belum kondusif sebaiknya dihentikan dulu. Tapi, penundaan tentu bakal membuat jadwal kompetisi semakin mundur dan pengeluaran tim membengkak,” tutup dia. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Laga Persis vs PSCS saat berlangsung di Stadion Manahan. JIBI/Solopos/

Laga Persis vs PSCS saat berlangsung di Stadion Manahan. JIBI/Solopos/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya