SOLOPOS.COM - Pelatih Juventus, Antonio Conte. dokJIBI/SOLOPOS/Reuters

Pelatih Juventus, Antonio Conte. dokJIBI/SOLOPOS/Reuters

TURIN – Pelatih Juventus, Antonio Conte, sangat kecewa dengan kontroversi yang baru saja dialaminya di Bologna. Kejadian yang dialaminya tersebut membuatnya seakan-akan ingin meninggalkan Italia.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Conte mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan saat Juventus menang 2-0 atas Bologna di Stadion Renato Dall’Ara, Minggu (17/3/2013) dini hari WIB. Kemenangan itu membuat Juventus kian nyaman di puncak dengan keunggulan 12 poin dari rival terdekatnya, Napoli, yang menggantongi 53 poin di posisi kedua klasemen Seri A.

Keberhasilan Juventus memperlebar gap ini wajar jika disambut gembira Conte. Eks pemain Juventus ini pun merayakannya kegembiraanya bersama para fans.

Sayang, perayaan Conte ini disambut kemarahan oleh manajer Bologna, Stefano Pioli. Pioli menganggap Conte terlalu berlebihan dalam melakukan selebrasi dan menganggap tak menghormati suporter tuan rumah.

“Saya sedang merayakannya bersama fans Juventus,” jelas Conte dalam sesi jumpa pers seusai pertandingan, dilansir Football Italia.

“Saya melihat ke arah Curva [tribun belakang gawang] dan di seluruh tribun saya bisa melihat para Juventini [fans Juventus]. Jika saya tak bisa merayakan dengan suporterku, maka apa yang harus saya lakukan?”

“Dengan satu menit tersisa, saya unggul 2-0 dan menempatkan pondasi yang kuat untuk merebut Scudetto dan apakah saya harus khawatir tentang bagaimana dan di mana saya bisa merayakannya? Apa kami bercanda?”

“Sebalinya, cobalah melihat bagaimana Juventus disambut di stadion. Saya benar-benar heran, bahwa kota beradab seperti Bologna menyambut bis tim [Juventus] dengan tongkat, batu, ludah, dan bahkan saya heran dengan orang-orang yang meneriaki kami dengan kata-kata pelecahan sambil menggendong anak berumur empat tahun di lengan mereka. Pendidikan apa yang kita berikan pada anak-anak muda?”

“Melihat banyaknya kamera di lapangan dan kamar ganti, kenapa tidak menempatkan kamera di luar stadium untuk melihat apa yang terjadi saat kami datang? Mungkin orang yang menggendong anak kecil itu akan melihat dirinya, malu, lalu tak akan kembali ke stadion.”

“Hal-hal semacam itulah yang seharusnya membuat orang malu, bukan selebrasi yang dianggap sampah. Saya mengerti kalah itu menyakitkan, namun mari bersikap realistis.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya