Sport
Kamis, 19 April 2018 - 23:25 WIB

Kiper Persis Solo Galih Sudaryono Ternyata Pecinta Lovebird

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> &ndash; Kebanyakan orang memilih mendatangi objek wisata untuk refreshing guna mengusir penat. Hal itu ternyata tidak berlaku untuk Galih Sudaryono, 31, kiper andalan <a href="http://bola.solopos.com/read/20180419/499/911261/bangun-chemistry-pemain-dan-pelatih-persis-solo-nyemplung-umbul-ponggok">Persis Solo</a>. Pria bertinggi badan 175 cm itu punya cara tersendiri untuk mengusir rasa penat dan jenuh. Caranya pun cukup sederhana dan tidak memakan banyak biaya.</p><p>&ldquo;Melihat-lihat burung dan mendatangi peternakan itu adalah refreshing bagi saya. Suara kicauan burung adalah hiburan yang bisa mengusir kejenuhan,&rdquo; kata pria kelahiran Semarang itu saat ditemui <em>Solopos.com</em> di mes pemain Persis Solo, Kamis (19/4/2018).</p><p>Ayah dua anak itu mengaku sudah lama gandrung dengan burung, terutama berjenis lovebird. Ia pun sempat menggeluti bisnis jual beli burung selama beberapa saat. Namun, bisnis itu kemudian ia tinggalkan karena dia memilih fokus berkarier di dunia sepak bola.</p><p>Di rumahnya, di kawasan Palur, Galih masih memelihara 10 ekor lovebird. Namun, Galih memilih mempercayakan kepada saudaranya untuk merawat burung-burung itu. &ldquo;Saya sudah berkomitmen ketika kompetisi mau bergulir, hobi itu harus saya tinggalkan. Saya ingin fokus kepada sepak bola. Saya tetap memelihara burung untuk mengusir jenuh, tapi yang mengelola saudara saya,&rdquo; jelas Galih.</p><p>Sebagian burung lovebird peliharaan Galih biasa dijualbelikan. Namun, ada beberapa ekor lovebird yang sengaja tidak dijual karena punya kualitas suara dan warna yang khas. &ldquo;Terlalu sayang untuk dijual. Kicauannya bagus. Bahasa Jawa-nya, burung itu bisa ngekek [tertawa] panjang. Warna lovebird bisa menarik itu karena pengaruh indukan atau faktor keberuntungan,&rdquo; papar Galih.</p><p>Galih sebetulnya sudah tinggal di Solo sejak tujuh tahun silam, tepatnya setelah ia mempersunting wanita pujaan hatinya yang memang asli Solo. Kala itu, Galih masih membela Persija Jakarta. Galih mengaku sudah lama memendam keinginan untuk membela Laskar Sambernyawa, julukan <a href="http://bola.solopos.com/read/20180412/499/910048/striker-muda-bali-united-berlabuh-ke-persis-solo">Persis Solo</a>.</p><p>&ldquo;Setelah anak pertama lahir, enam tahun lalu. Saya jadi ingin sering-sering pulang ke Solo. Di samping lebih ingin dekat dengan keluarga, saya ingin merasakan atmosfer persepakbolaan di kota sendiri. Jadi ketika dapat tawaran untuk memperkuat Persis, saya langsung mengiyakan,&rdquo; paparnya.</p><p>Eks penggawa timnas U-19 dan U-23 itu selalu menjadi pilihan utama di sektor penjaga gawang <a href="http://bola.solopos.com/read/20180418/499/911228/liga-2-indonesia-pt-lib-larang-streaming-manajemen-persis-solo-meradang">Persis Solo</a> saat melakoni beberapa laga uji coba resmi. Dibandingkan dua kiper lainnya, Andri Prabowo dan Ade Chandra, Galih memang lebih kenyang pengalaman.</p><p>Sebelum jatuh ke pangkuan Persis Solo, Galih sudah membela beberapa klub di kasta tertinggi Liga Indonesia seperti Persiba Balikpapan, Persija Jakarta, Persiram Raja Ampat, Pusamania Borneo FC dan terakhir ia membela Kalteng Putra di Liga 2 2017 di bawah asuhan pelatih asal Solo Kas Hartadi.&nbsp;</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif