SOLOPOS.COM - La Nyalla. (JIBI/Sulopos/detiksport/Rengga Sancaya

JIBI/SOLOPOS/detiksport/Rengga Sancaya

JAKARTA —  Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) telah menghasilkan La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum, Rahim Soekasah sebagai wakil ketua umum.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

KPSI menggelar kongresnya di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Ming(18/3/2012), meski dua hari lalu keluar surat keputusan CAS yang menolak gugatan mereka pada PSSI dan Kongres Tahunan PSSI di Palangkaraya.

Kendati sempat mengubah sebutan kongresnya menjadi “Ordinary Congress” di hari Sabtu, tapi hari ini mereka melanjutkan agendanya menjadi Kongres Luar Biasa (KLB), dengan agenda memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif.

La Nyalla Mattalitti terpilih sebagai ketua umum, menang telak dari rival-rivalnya, meski banyak calon mundur menjelang pemilihan. Pasangannya, Rahim Soekasah, juga memenangi bursa wakil ketua umum.

Dari total 81 voter yang memberikan suaranya, 76 di antaranya memilih direktur teknis kub Pelita Jaya itu. Angka yang didapat Rahim tersebut berselisih jauh dari saingan-saingannya.

Di urutan kedua ada Gusti Randa dan Maurice Tuguis yang masing-masing mendapatkan dua suara, disusul Ilham Noer Toadji dengan satu suara. Sementara Ahmad Hidayat Mus, Ryan Latief, dan Subardi tak mendapatkan suara sama sekali.

“Saya berterima kasih kepada anggota kongres yang telah memilih saya. Saya akan melakukan tugas saya sebaik-baiknya sesuai dengan amanah anggota dan exco nantinya,” ungkap Rahim.

“Semoga ini ribut-ribut pengurus yang terakhir. Kita harus bekerja yang bersih, berintegritas, jujur, dan benar-benar bermaksud membina sepakbola kita.

“Semoga dalam empat tahun mendatang, sepakbola kita lebih baik daripada sekarang. Paling tidak, tim senior bisa juara AFF, tim U-23 juara SEA Games,” kata Rahim.

KPSI juga menghasilkan sebuah manifesto yang terdiri dari tujuh butir, yang isinya sebagai berikut:

1. Mengajukan mosi tidak percaya akan kepemimpinan Djohar Arifin karena melanggar Statuta PSSI dan Kongres Bali II.

2. Mencabut dukungan kepada Djohar Arifin dan membekukan kepemimpinannya serta membubarkan semua Anggota Exco yang masih aktif di PSSI dan mengangkat kembali anggota Exco yang dipecat oleh Djohar Arifin, yakni La Nyalla M Mattalitti, Erwin Dwi Budiman, Roberto Rouw dan Tony Apriliani.

3. Melaporkan bahwa 2/3 anggota PSSI telah siapkan menjalankan Ekstra Ordinary Congress atau Kongres Luar Biasa (KLB).

4. Tetap menolak sanksi apapun yang dijatuhkan oleh PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin.

5. Tidak menghadiri dan menganggap tidak sah Kongres Tahunan PSSI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 18 Maret 2012.

6. Membawa masalah pembelotan KPSI ke Badan Arbritase Olahraga Internasional.

7. Daripada menyerah dan melakukan rekonsiliasi lebih baik menerima sanksi FIFA, dengan alasan yang menerima sanksi bukan hanya klub pendukung KPSI namun juga seluruh anggota PSSI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya