SOLOPOS.COM - Logo PSSI. dokJIBI/SOLOPOS

Logo PSSI. dokJIBI/SOLOPOS

JAKARTA – Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang dijadwalkan digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (17/3/2013), belum resmi dimulai. Kendati demikian, suasana memanas sudah lebih dulu tersaji jelang pelaksanaanya.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Kondisi memanas ini terjadi pada saat proses registerasi, Sabtu (16/3/2013). Beberapa pihak yang merasa sebagai pemilik suara sah (voter) geram karena tak mendapat undangan. Mereka adalah 18 caretaker pengprov yang terbentuk saat masa kisruh dualisme sepak bola dalam kurun dua tahun belakangan ini.

Kisruh dualisme sepak bola nasional tak hanya memunculkan dua kompetisi. Namun, Ketua umum PSSI, Djohar Arifin, juga membekukan 18 pengprov, lalu mengangkat caretaker.

Caretaker inilah yang merasa sebagai pemilik sah. Meski demikian, dari 100 undangan yang disebar untuk voters, para caretaker ini tak mendapatkannya.

Tak diundang dalam kongres, membuat mereka geram. Para caretaker yang antara lain berasal dari Jatim, Kaltim, Gorontalo, Jateng, Sumut, Lampung, Bengkulu dan Jabar itu tetap ingin berpartisipasi dengan menyalurkan aspirasinya pada KLB 2013 ini.

Namun, upaya mereka terganjal karena panitia tetap bersikukuh menggunakan data sesuai voters KLB Solo, 9 Juli 2011, di mana para caretaker belum terbentuk dan tetap menggunakan data pengurus yang dibekukan Djohar Arifin.

Alhasil hal ini membuat salah satu perwakilan dari Pengprov PSSI Sulawesi Selatan, Japri Timbo, sempat bersitegang dengan petugas pendataan karena tidak diperbolehkan melakukan registrasi.

Terkait ketegangan itu, Ketua Panpel KLB PSSI, Hadiyandra,  menegaskan tidak akan ada lagi perubahan data voters. Sehingga, para caretaker yang tak memiliki undangan tetap tak bisa menghadiri kongres.

Voters berikut delegasi sesuai dengan surat keputusan (SK) yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Jadi, tidak akan ada perubahan voters,” ujar Hadiyandra dilansir Antara.

“Kami tidak melihat kejadian itu (insiden yang antara caretaker Pengprov Sulsel dengan petugas pendataan-red). Yang jelas setiap keputusan tidak semuanya bulat. Jika ada 10 orang dan dua di antaranya tidak setuju itu hal yang wajar,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Deputi Sekjen PSSI Bidang Organisasi itu.

Meski ada permasalahan terkait 16 pengprov, Hadiyandra menegaskan jika pelaksanaan KLB PSSI tetap sesuai jadwal dan menggunakan voters dan delegasi sesuai dengan SK yang ada.

“Fokus kami adalah besok (KLB). Itulah yang akan menentukan masa depan Indonesia. Jika tidak berjalan lancar maka sanksi tegas dari FIFA akan diturunkan,” tegas Hadiyandra.

Sementara itu, meski tak mendapat undangan, para caretaker ini berencana tetap hadir. Perwakilan 18 caretaker, Cholid Goromah yang merupakan caretaker Pengprov Jawa Timur, mengungkapkan unek-uneknya atas perlakuakan yang pengurus PSSI dan menegaskan niat untuk tetap menghadiri KLB besok.

“Kami akan tetap datang ke KLB, karena kami kan yang sah. Kenapa mereka (voter Solo) yang tidak sah diundang. Kami yang jelas sah malah tidak diundang,” ucap Cholid dilansir detik.com.

“Contohnya Persija. Saat KLB Solo yang datang Tony Tobias, tapi yang diundang sekarang Ferry Paulus. Adalagi Gresik United. Dulu yang diundang Ali Mukhid tapi sekarang Saiful Arif. Sesuai petunjuk FIFA yang diundang adalah institusi, tapi hingga saat ini kami belum mendapatkan undangan. Informasi yang kami peroleh langsung ditujukan ke person.”

“Tidak ada pertemuan dengan Djohar sampai saat ini. Mereka tidak adil, karena justru banyak orang-orang yang tidak berkompeten diundang dalam KLB tersebut,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya