SOLOPOS.COM - Para pemain Persis versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) saat menjalani latihan di Stadion Manahan, Solo, beberapa waktu lalu. dokJIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto

Para pemain Persis versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) saat menjalani latihan di Stadion Manahan, Solo, beberapa waktu lalu. dokJIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto

SOLO –Kesabaran sejumlah pemain Persis Solo LPIS terhadap manajemen tampaknya telah mencapai puncaknya. Akibat kesepakatan kontrak yang berlarut-larut, para pemain Persis LPIS pun mengancam tak akan turut bertanding saat melawan Persenga Nganjuk di Nganjuk, Jatim, Minggu (5/5/2013).

Jadwal melawan Persenga Nganjuk terjadi secara tiba-tiba. Sehari setelah Persis melawan Persemalra di laga kandang pekan kemarin, operator liga secara sepihak megirim jadwal revisi. Dalam surat keputusan itu disebutkan, Persis wajib menjalani laga tandang melawan Persenga Nganjuk, Minggu. Padahal, jadwal tersebut muncul tidak melalui kesepakatan hasil temu teknik.

Atas kejadian itu, manajemen mengaku sudah mengajukan surat keberatan. Dalam surat yang telah dikirim beberapa hari terakhir itu disebutkan, Persis meminta waktu pengunduran jadwal.

Perubahan jadwal mendadak ini diakui sangat membingungkan jajaran pelatih. Di tengah kondisi skuat yang tak komplet, Widyantoro dituntut harus bisa memberi komando anak asuhnya agar tetap bermain di Nganjuk. Tujuannya, untuk menghindari WO kalau surat protes manajemen tak digubris operator liga.

Di tengah kisruh jadwal yang amburadul, Persis juga dihadapkan masalah kontrak pemain yang belum jelas. Beberapa pemain bahkan mengaku tetap kokoh pada pendirian mereka, yakni tetap mogok berlatih sebelum manajemen mengurus surat kontrak secara resmi. Di antara pemain juga masih berada di luar kota, seperti Diva Tarkas, Charles Orock dan Nnana Onana.

“Pokoknya, kalau belum teken kontrak, para pemain tak ingin latihan. Apalagi, main ke Nganjuk. Pemain butuh kejelasan soal teken kontrak terlebih dahulu,” ujar salah seorang pemain yang enggan disebut namanya kepada Solopos.com, Jumat (3/5/2013).

Pelatih Persis, Widyantoro, hanya berharap ada solusi terbaik dalam menyikapi persoalan ini. Manajemen dengan pemain mestinya duduk bersama dan mengetahui kondisi masing-masing.

“Kalau misalnya surat protes manajemen tak ditanggapi operator liga, saya tetap akan memberangkatkan tim meski dengan materi seadanya. Saya siap menempuh segala risiko daripada terkena WO. Ini semua demi Persis Solo. Tapi, saya berharap soal teken kontrak itu harus ada solusi terbaik,” katanya.

Saat Solopos.com menghubungi Manajer Persis, Joni S Erwandi, ponselnya tidak aktif. Begitu pula saat Solopos.com meminta konfirmasi CEO LPIS, Widjajanto, dirinya enggan mengangkat ponselnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya