SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Bentrokan terjadi antara aparat dengan demonstran yang memblokade Jembatan 6 Oktober yang membelah Sungai Nil di jantung Kota Kairo, Senin (15/7/2013) malam. (JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Bentrokan terjadi antara aparat dengan demonstran yang memblokade Jembatan 6 Oktober yang membelah Sungai Nil di jantung Kota Kairo, Senin (15/7/2013) malam. (JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Solopos.com, KAIRO — Ratusan pendukung presiden Mesir terguling Mohamed Morsi bentrok dengan pasukan keamanan beberapa jam setelah seorang utusan Amerika Serikat (AS) datang ke negeri itu. Lewat dutanya itu, AS mendesak para pemimpin Mesir bentukan militer untuk mengakhiri kekerasan.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Wakil Menteri Luar Negeri Bill Burns yang datang mewakili pemerintah AS mendesak tentara menghindarkan penangkapan bermotivasi politik di tengah ketidaknyamanan dunia yang meningkat menyusul kudeta terhadap presiden terpilih dan pemberangusan Ikhwanul Muslimin di Negeri Piramida. Ia menyerukan dialog untuk menggantikan kekerasan.

“Prioritas pertama harus mengakhiri kekerasan  dan hasutan, mencegah retribusi, dan memulai dialog yang serius dan substansial antar semua pihak dan partai politik,” kata dia sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara dari AFP. Burns berbicara setelah bertemu dengan para pemimpin baru Mesir, termasuk perdana menteri (PM) sementara Hazem al-Beblawi.

PM Hazem al-Beblawi berencana mengumumkan susunan kabinet baru Selasa (16/7/2013) atau Rabu (17/7/2013) esok. Jemaah Ikhwanul Muslimin yang mendukung Morsi dalam pemilu demokratis sebelumnya telah menolak ambil bagian dalam pemerintah baru itu.

Mereka bersama pihak-pihak lain pendukung Morsi bahkan masih berada di jalanan kota-kota Mesir guna menyerukan pemulihan kekuasaan Morsi. Senin (15/7/2013) malam lalu ratusan demonstran itu memblokade Jembatan 6 Oktober yang membelah Sungai Nil di jantung Kota Kairo.

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka, namun dijawab demonstran dengan lemparan batu. Demonstran terus bertambah setelah waktu berbuka puasa. Mereka menuntut pengembalian kekuasaan Morsi. Bentrokan lebih besar pecah seusai salat taraweh di Bundaran Ramses, pusat Kota Kairo.

Sejak pengerahan massa akbar Jumat (12/7/2013) lalu, pendukung Morsi menguasai sepenuhnya bundaran depan Masjid Rabiah Al-Adawiyah, Kairo timur, dan Bundara Al Nahdhah di depan kampus Cairo University, Kairo barat.

Suasana di Bundaran Rabiah pada Senin malam terlihat meriah diwarnai penembakan bunga api bersahut-sahutan di udara. Namun, lampu jalan di antara Rabiah dan Yusuf Abbas dipadamkan sehingga ribuan orang kegelapan. Cahaya di jalan tersebut terpantul dari lampu gedung-gedung apartemen sekitarnya dan warung-warung pinggir jalan.

Sudah 17 hari massa menduduki Bundaran Rabiah dan Bundaran Al Nahdhah dan bertekad akan tetap bertahan hingga mengembalikan keabsahan Presiden Moursi. Keberadaan Moursi sendiri belum diketahui publik sejak dilengserkan, namun pihak berwenang mengatakan berada di “tempat aman”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya