SOLOPOS.COM - Sejumlah Bonek, suporter Persebaya Surabaya, berfoto bersama saat mengunjungi Museum Titik Nol Pasoepati Solo, Sabtu (24/6/2023). (Istimewa/Mayor Haristanto).

Solopos.com, SOLO–Persaudaraan suporter Persis Solo dan Persebaya Surabaya semakin mengental.

Ini terlihat dari terciptanya kebersamaan mereka di Museum Titik Nol di Solo, museum suporter Persis Solo, beberapa waktu lalu.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Sebanyak lebih dari 20 suporter Persebaya Surabaya, Bonek, mengunjungi Museum Titik Nol sebelum pertandingan uji coba Persis Solo vs Persebaya Surabaya di Stadion Manahan Solo, Sabtu (24/6/2023).

Pemilik dan pengelola Museum Titik Nol, Mayor Haristanto, melalui keterangan tertulis dan video yang diterima Solopos.com, Senin (26/6/2023), menyampaikan persaudaraan suporter Persis Solo dan Persebaya Surabaya terjalin semakin kuat.

Bahkan, Bonek sudah menjadi bagian dari Pasoepati, suporter Persis Solo, sejak dahulu. Bonek juga berkontribusi dalam pendirian Museum Titik Nol.

Salah satu Bonek, Hendro, turut menanam pohon sawo Jawa di dekat Museum Titik Nol pada 2011 lalu sebagai simbol persaudaraan. Mayor menyebutnya pohon cinta Pasoepati-Bonek. Dia bagian dari rombongan yang berkunjung ke museum pada Sabtu pekan lalu tersebut.

Mayor yang merupakan tokoh Pasoepati itu berpesan kepada Bonek yang berkunjung agar menyampaikan kepada para Bonek lainnya agar jika melawat ke Solo tidak segan-segan datang ke Museum Titik Nol.

“Sepak bola nomor dua. Yang utama adalah persaudaraan, paseduluran selawase [persaudaraan selamanya],” kata Mayor.

Dia menginformasikan, sebelumnya Manajer Persebaya Surabaya, Yahya Alkatiri dan pelatih Persebaya, Aji Santoso, juga mengunjungi Museum Titik Nol. Mayor mengaku sudah melobi Yahya sejak empat tahun lalu untuk hadir di museumnya.

CEO Persebaya Surabaya Azrul Ananda berkunjung pada 28 Januari 2023 lalu. Mereka menghibahkan jersey sebagai simbol persaudaraan antara Bonek, Persebaya, Pasoepati, dan Persis Solo.

“Dengan demikian museum bisa sebagai objek sport tourism,” ulas Mayor.

Hendro, salah seorang Bonek yang bersilaturahmi ke Museum Titik Nol, Sabtu pekan lalu. Mayor Haristanto dan rekan menyambut mereka dengan hangat.

Hendro secara khusus mengenang pohon sawo Jawa yang dulu ditanamnya di dekat museum yang kini sudah besar. Dia tak menyangka pohon cinta Pasoepati-Bonek yang ditanamnya 12 tahun lalu saat ini sudah besar. Padahal dulu hanya setinggi 50 cm.

“Semoga akar perdamaian [Pasoepati-Bonek] sama juga dengan akar pohon sawo Jawa ini [kokoh]. Pesan saya tetap jaga perdamaian, paseduluran selawase,” ucap Hendro dalam video yang dikirimkan Mayor Haristanto.

Salah satu Bonita (Bonek Wanita), Kiki, mengatakan sengaja menyempatkan diri bersama teman-temannya mengunjungi Museum Titik Nol.

Menurut dia, suasana di museum yang disebutnya Museum Pasoepati itu menyenangkan sekali. Dia mendoakan Museum Pasoepati terus bertahan. Tak lupa dia berharap suporter Persis Solo terus mengembuskan napas persaudaraan dengan suporter tim lain, termasuk Bonek.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya