SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Legalitas klub sepak bola agar berbentuk perseroan terbatas (PT) akan sulit dilakukan oleh Persis.

Solopos.com, SOLO — Persis Solo kemungkinan akan kembali mengarungi kompetisi Divisi Utama (DU) musim ini dengan status yang belum jelas. Target untuk melegalkan klub berjuluk Laskar Sambernyawa itu dengan membuat badan hukum berbentuk perseroan terbatas (PT) sebelum musim ini bergulir kemungkinan sulit terwujud.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Hal ini diungkapkan Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Cabang (Ascab) PSSI
Kota Solo, Paulus Haryoto, saat dijumpai wartawan di Stadion Sriwedari, Solo, Kamis (15/1). Paulus mengaku salah satu kesulitan Persis membuat PT tak lain karena belum memiliki sosok investor yang bersedia menjadi penanam modal awal.

“Membuat PT itu ternyata enggak gampang. Sesuai dengan persyaratan
kami harus mencari sosok penanam modal awal lebih dulu. Nah untuk saat
ini, Persis itu tidak punya modal. Kami ini hanya punya aset bukan modal,” ujar Paulus.

Paulus menambahkan untuk menarik investor awal sebagai penanam modal,
Persis harus lebih dulu mencanangkan targetnya di kompetisi nanti. Target lolos ke kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2016 atau hanya bertahan di papan atas DU akan lebih dulu dipaparkan kepada calon penanam modal.

“Jika targetnya sudah jelas baru berapa anggaran yang dibutuhkan membuat PT itu bisa terlihat. Nah, hal ini yang akan kami paparkan kepada para calon penanam modal. Kalau sekarang kan belum bisa,” imbuh Paulus.

Dengan kesulitan ini Paulus pun mengaku sulit memenuhi target
membentuk PT dalam kurun waktu 15 hari seperti yang dijanjikannya seusai terpilih sebagai ketum Ascab PSSI Kota Solo di muscab, Minggu (11/1) lalu. Meski demikian, ia berjanji akan terus berupaya melegalkan Persis sesuai dengan keinginan suporter dan regulasi induk sepakbola Tanah Air dan dunia bagi klub yang berlaga di kompetisi
profesional.

Di sisi lain, kelompok suporter Persis, Pasoepati, tetap mendesak Paulus segera melegalkan Persis. Jika tidak mampu, mereka pun mengancam akan memboikot laga yang dilakoni Persis, terutama pada partai kandang.

“Kalau dari kami [suporter] enggak ada target agar Persis lolos ISL. Musim ini tuntutan kami sudah jelas. Persis harus melegalkan diri dengan membuat PT. Jika tidak mampu, para suporter pun siap melakukan boikot pertandingan Persis,” ujar salah satu anggota suporter Persis,
Iwan Samudra.

Jika boikot ini sampai terjadi bisa dipastikan dukungan terhadap Persis nanti tak akan sebanyak musim lalu. Padahal musim lalu, Persis tercatat sebagai salah satu tim DU, yang memiliki dukungan paling banyak.

Dalam setiap laga kandangnya di Stadion Manahan, Solo, Persis bisa mendapat dukungan mencapai 20.000 suporter. Hal ini pun berimbas kepada pemasukan Persis yang cukup berlimpah. Rata-rata dalam menggelar satu kali pertandingan di Stadion Manahan, manajemen skuat
Laskar Sambernyawa bisa meraup pendapatan sekitar Rp250 juta. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Solopos)

Persis Solo

Persis Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya