Sport
Senin, 16 April 2018 - 16:25 WIB

Liga 1: Arema Vs Persib Ricuh, Ini Langkah Awal Komdis

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, MALANG</strong> &ndash; Laga <a href="http://bola.solopos.com/read/20180415/499/910549/liga-1-indonesia-babak-i-arema-vs-persib-imbang">Arema FC melawan Persib Bandung</a> dalam lanjutan Liga 1 ricuh. Terkait hal itu, Komisi Disiplin PSSI masih belum mendapat laporan resmi. Komdis pun lebih dulu akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.</p><p>Seperti diketahui, pertandingan Arema Vs Persib di Stadion Kanjuruhan, Malang berakhir ricuh. Suporter Arema masuk ke dalam lapangan saat memasuki injury time. Pertandingan pun <a href="Liga%201%20Indonesia:%20Live%20Streaming%20Arema%20Vs%20Persib%20Bandung%20di%20Indosiar">dihentikan dalam kedudukan imbang 2-2</a>.</p><p>Belum diketahui penyebab Aremania masuk ke lapangan. Akibat kerusuhan itu, Pelatih Persib, Mario Gomez turut menjadi korban. Pelatih asal Argentina ini terluka di bagian kening akibat lemparan batu dari tribun penonton.</p><p>"Belum. Kami masih berkoordinasi. Kami belum kumpul, tetapi itu sudah ada dalam pantauan kami," kata Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Asep Edwin, seperti dikutip dari <em>Liputan6.com</em>, Senin (16/4/2018).</p><p>Asep menambahkan, pihaknya akan mendalami laporan dari pengawas pertandingan tersebut. Selanjutnya, kata Asep, Komdis baru akan mengadakan sidang apabila PSSI merekomendasikannya. "Dari sana [laporan pengawas] ke federasi. Baru nanti PSSI melanjutkan ke kami," ujar Asep.</p><p>Lebih lanjut, Asep juga tak menutup kemungkinan Komdis akan memanggil wasit yang memimpin pertandingan. Pasalnya, ada dugaan Aremania masuk ke lapangan karena tidak puas dengan kepemimpinan wasit. "Kita minta keterangan dari wasit supaya lebih jelas," kata Asep.</p><p>Sementara itu, Asep juga memastikan Komdis tak menjalin kontak dengan Arema setelah kerusuhan ini. Komdis baru akan berkomunikasi saat sidang berlangsung. "Tidak boleh. Itu kan etikanya. Kami kan komisi yudisial, fungsinya mengadili. Komunikasi hanya ada ketika sidang," tutupnya.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif