SOLOPOS.COM - PSSI (PSSI.Org)

Liga 1 merupakan kompetisi teratas sepak bola Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA – Kompetisi Liga 1 segera bergulir, yakni tepatnya pada 15 April 2017 mendatang. Duel Persib Bandung melawan Arema FC di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, akan menjadi laga pembuka.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Liga 1 sendiri merupakan kompetisi resmi sepak bola Indonesia setelah hukuman dari FIFA dicabut. Di kompetisi baru ini ada beberapa hal menarik. Mulai dari nama kompetisi, regulasi, hingga adanya marquee player.

Berikut serba-serbi Liga 1 seperti dirangkum Solopos.com dari Antaranews.com, Senin (3/4/2017):

Nama Resmi

Liga 1 diberi nama “Gojek Traveloka Liga 1” sesuai dengan nama dua sponsor pendukung utama. Salah satu sponsor Gojek mendukung pelaksanaan Liga 1 dengan alasan perusahaan aplikasi daring transportasi itu memiliki semangat untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan.

“Kami melihat adanya semangat ekonomi kerakyatan di mana di setiap pertandingan sepak bola ada roda ekonomi yang bergerak dengan melibatkan pengusaha kecil. Semangat ini sesuai dengan misi Gojek memberdayakan para pengusaha mikro dan kecil,” kata CEO Gojek, Nadiem Makarim.

Tim Peserta

Ada 18 tim yang mengikuti kompetisi ini yaitu Arema FC, Bali United, Barito Putera, Bhayangkara FC, Madura United, Mitra Kukar, Persiba Balikpapan, Persib Bandung, Persela Lamongan, Persegres Gresik United, Perseru Serui, Persija Jakarta, Persipura Jayapura, Pusamania, Borneo FC, PS TNI, PSM Makassar, Semen Padang, dan Sriwijaya FC.

Hak Siar

Liga 1 dapat disaksikan secara langsung di stasiun televisi swasta TV One.

Operator

Operator pelaksana Liga 1 adalah PT Liga Indonesia Baru (LIB). PT LIB menggantikan PT Liga Indonesia yang sebelumnya menjadi operator Indonesian Super League.

Regulasi

Regulasi Liga 1 menjadi bahan perbincangan menarik karena banyak hal baru di dalamnya.

Pertama, tentang pemain berusia di bawah 23 tahun atau U-23. Setiap tim wajib mengontrak minimal lima pesepak bola U-23 dan memainkan minimal tiga di antaranya dalam pertandingan selama sedikit-dikitnya 45 menit. Jika seandainya sang pemain dipanggil tim nasional, klub harus mencari pengganti yang membuat jumlah pemain U-23 tetap berjumlah lima orang.

Kedua, tentang pemain berusia di atas 35 tahun. Setiap tim hanya bisa mempekerjakan maksimal dua pemain berusia di atas 35 tahun.

Ketiga, terkait pergantian pemain. PSSI ingin Liga 1 memberlakukan aturan maksimal lima kali pertukaran pemain karena adanya kewajiban memainkan pesepak bola U-23 bagi setiap klub. Keinginan ini sendiri masih dalam pembahasan dengan AFC dan FIFA. Selain pergantian, aturan teknis baru lainnya di Liga 1 adalah jumlah susunan daftar pemain bertambah dari 18 menjadi 20 pemain.

Keempat, tidak ada jeda minum (water break) di pertandingan Liga 1.

Kelima, terkait pemain asing. Setiap klub hanya boleh mengontrak maksimal tiga pemain asing, di mana dua orang merupakan pemain non-Asia dan satu pemain Asia atau disebut aturan dua plus satu. Namun, klub bisa mengontrak pemain asing tambahan jika pesepak bola impor itu masuk dalam golongan pemain kelas dunia atau disebut marquee player.

Marquee Player

Marquee player versi PSSI adalah pesepak bola asing yang dianggap berkelas dunia. Menurut peraturan di Liga 1, pemain yang bisa berasal dari negara mana itu bebas berusia berapapun, pernah bermain setidaknya dalam tiga putaran Piala Dunia terakhir (untuk hal ini pada tahun 2006, 2010 dan 2014) atau berkiprah liga top Eropa.

PSSI menganggap keberadaan marquee player dapat memotivasi anak-anak muda untuk menjadi seorang pesepak bola. “Ini bagus karena pemain bola di kita masih kurang,” ujar Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi.

Hingga kini, baru Persib yang memiliki marquee player yaitu Michael Essien, yang pernah merumput dengan beberapa klub besar Eropa seperti Real Madrid dan Chelsea, serta Carlton Cole, juga mantan pemain Chelsea yang sudah berkiprah di Liga Inggris selama sekitar 14 tahun.



Salary Cap

Demi menghindarkan tim dari pemborosan dana, PSSI memberlakukan kebijakan pembatasan pengeluaran klub untuk gaji pemain (salary cap) per tahun. Sekretaris Jenderal PSSI Ade Wellington menyebut besaran gaji pemain per-klub adalah minimal Rp5 miliar dan maksimal Rp15 miliar permusim.

Hadiah

PSSI menyatakan tidak ada hadiah berupa uang tunai bagi tim-tim di Liga 1. Setiap klub peserta akan mendapatkan dana segar senilai Rp7,5 miliar sebagai subsidi kompetisi. Namun jumlah itu akan terus bertambah jika semakin banyak hasil positif yang diperoleh tim tersebut di liga.

“Nanti ada, menang dapat sekian. Jadi semakin banyak menang semakin banyak dapat pemasukan. Kira-kira juara Liga 1 bisa mendapatkan uang total sekitar Rp17 miliar,” kata Edy Rahmayadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya