SOLOPOS.COM - Pemain Persis Solo meluapkan kegembiraan seusai mencetak gol. (JIBI/Solopos/M. Ferri Setiawan)

Liga 2 diwarnai dengan Persis Solo yang memiliki panpel baru.

Solopos.com, SOLO — Kebersamaan antara Persis Solo dengan Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan di bawah pimpinan Aris Setyana hanya berjalan kurang dari tiga bulan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pada awal Juni 2017 lalu, manajemen Persis Solo mengambil keputusan mengejutkan jelang dimulainya laga uji coba kontra Persatu Tuban. Ketua panpel pertandingan yang sebelumnya diampu oleh Mayor Haristanto digantikan oleh Aris Setyana.

Manajemen Persis Solo mengambil kebijakan baru dengan menggelar lelang panpel. Aris berhasil memenangi lelang terbatas yang hanya diikuti tiga pihak, termasuk Mayor Haristanto pada saat itu.

Di bawah kepemimpinan Aris, panpel pernah mencatatkan pendapatan terbaik sejak 13 tahun terakhir. Pendapatan itu didapat dari laga antara Persis Solo menjamu PSIS Semarang pada 6 Juli 2017 lalu. Kala itu, Persis Solo bisa meraup Rp616.855.000 dari hasil penjualan tiket.

Itu adalah laga perdana yang difasilitasi panpel di bawah pimpinan Aris Setyana. Sayangnya, adanya sanksi dari Komdis PSSI yang mengharuskan Persis Solo tampil tanpa dukungan penonton di tiga laga kandang membuat “setoran” panpel kepada manajemen mandek. Laga kandang melawan PSIR Rembang pada Senin (11/9/2017) lalu menjadi petualangan terakhir Aris sebagai panpel.

“Masa tugas kami sebagai panpel sudah berakhir. Ada tender baru untuk laga babak 16 besar. Kebetulan bukan kami pemenangnya. Baru Rabu [20/9/2017] siang, kami diberi tahu manajemen Persis Solo bahwa status kami sudah nonaktif,” jelas Manajer Panpel era Aris Setyana, Ery Purbojo, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (21/9/2017).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persis Solo, Langgeng Jatmiko, mengaku belum tahu siapa pemenang lelang panpel terbaru. Dia mengaku tidak mengikuti proses lelang panpel karena sudah ada pihak yang mengurusi persoalan lelang. Menurutnya, kontrak panpel di bawah pimpinan Aris Setyana memang berlaku selama babak penyisihan Grup 4. Oleh sebab itu, manajemen memutuskan untuk menggelar lelang panpel lagi untuk menghadapi babak 16 besar.

“Alasan pergantian apa saya kurang tahu karena urusan panpel bukan kewenangan saya. Tapi, MoU [memorandum of understanding] dengan panpel hanya sampai babak penyisihan [grup 4],” papar Langgeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya