SOLOPOS.COM - (JIBI/Solopos/M. Ferri Setiawan)

Liga 2 diwarnai dengan aksi Pasoepati yang mengkritik PSSI.

Solopos.com, SOLO — Keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang menghukum Persis Solo dengan sanksi berlapis memantik kemarahan Pasoepati.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Kelompok suporter Persis ini mengkritik pedas PSSI lewat spanduk dan chant saat laga Persis melawan Sragen United yang berkesudahan 2-1 di Stadion Manahan, Minggu (30/7/2017). Selain menyuarakan aspirasi, Pasoepati tak lelah meneriakkan nyanyian khas suporter untuk mendukung Rudiyana dkk. dari luar stadion.

Pasoepati terkena imbas sanksi PSSI menyusul kerusuhan suporter saat Persis bertandang ke markas PSIR Rembang, 16 Juli 2017. Sanksi itu menyebut penonton atau suporter Persis tak boleh memasuki stadion di dua laga mendatang (lawan Sragen United 30 Juli dan Persiba 3 Agustus).

Hukuman tersebut semakin membuat Persis merana karena di waktu bersamaan mereka dinyatakan kalah walk out (0-3) dari PSIR, pengurangan tiga poin serta denda Rp100 juta karena menolak melanjutkan pertandingan.

Pantauan Solopos.com, ribuan suporter Persis tetap menyambangi Stadion Manahan meski tak diperkenankan menonton pertandingan. Mereka membawa spanduk bertuliskan PSSI = Mafia. #Solo Melawan; Perampokan Berkedok Sanksi; PSSI, Perusak Sepak Bola Seluruh Indonesia hingga 100 Juta, Sedekah Buat PSSI.  

Ada pula spanduk berbunyi PSSI Instal Ulang, #Kembalikan Hiburan Kami. Huruf “S” di kata PSSI diganti simbol dolar oleh suporter. Sepanjang pertandingan Persis melawan Sragen United, mereka juga meneriakkan chant yang di antaranya mengkritik keputusan Komdis.

Seorang suporter Persis asal Karanganyar, Riki D, 25, menilai wajar Pasoepati melampiaskan amarah menyusul keputusan Komdis yang dinilai tidak adil. Riki menduga ada yang berniat menggembosi Persis lewat sanksi berlapis.

(JIBI/Solopos/Chrisna Chanis Cara)

(JIBI/Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Dia lantas membandingkan sanksi Persis dengan tim Liga 1, Persib. Meski suporternya melempar flare dan ricuh saat melawan Persija hingga menimbulkan korban jiwa, Persib “hanya” dihukum denda Rp130 juta dan bertanding tanpa suporter di lima pertandingan.

“Tidak ada yang namanya pengurangan poin, padahal jelas ada korban jiwa di sana. PSIR malah lebih ringan lagi, cuma didenda Rp10 juta. Padahal saat itu justru suporter PSIR yang merangsek masuk lapangan,” ujar Riki saat ditemui Solopos.com di Manahan, Minggu sore.

Suporter Persis asal Teras, Boyolali, Tri Joko Purnomo, 28, ikut mempertanyakan sanksi PSSI yang sangat berat dan terkesan mendadak. Dia berharap ada keadilan untuk Laskar Sambernyawa. Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, mengatakan kehadiran ribuan Pasoepati merupakan spontanitas untuk mendukung Persis.

Selain menggelar aksi, mereka antusias melihat laga Persis melalui live streaming di sekeliling area stadion. Sejumlah suporter rela berdesak-desakan di empat penjuru pintu stadion untuk “mengintip” laga Persis di sela-sela pintu besar. “Seusai pertandingan, kami akan mengawal Persis sampai mes,” ujar Lalus Sirahadi, 33, fans asal Karanganyar.

Bek Persis, Asyraq Gufron, sempat menangis melihat semangat dan ketulusan Pasoepati mendukung tim. Gufron tak kuasa menahan air mata ketika menyambangi suporter di luar stadion setelah pertandingan. Pelatih Persis, Widyantoro, juga tampak menahan rasa haru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya