SOLOPOS.COM - Dele Alli merayakan gol. (Reuters / Andrew Couldridge)

Liga Inggris diwarnai dengan performa gemilang Dele Alli.

Solopos.com, LONDON – Dele Alli tampil cemerlang saat Tottenham Hotspur melawan Chelsea dalam lanjutan Liga Premier Inggris. Dia menjadi pahlawan kemenangan Tottenham di laga itu.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Dalam big match Tottenham vs Chelsea di White Hart Lane, Kamis (5/1/2017), tuan rumah menang dengan skor 2-0. Dua gol kemenangan Tottenham itu dicetak oleh Alli lewat sundulan setelah memanfaatkan umpan Christian Eriksen.

Kemenangan itu membuat Tottenham berhasil menghentikan rentetan kemenangan Chelsea yang sudah menyentuh angka 13. Tak hanya itu, Tottenham kini juga sudah menyodok ke posisi tiga besar dengan koleksi 42 poin dari 20 laga.

Bagi Alli, dua golnya itu melanjutkan catatan impresifnya. Itu merupakan brace ketiganya dalam tiga laga beruntun. Sebelumnya, Alli juga mencetak dua gol kala Tottenham menang atas Watford dan Southampton.

Kini, Alli total sudah mengoleksi 10 gol di musim ini. Jumlah itu sama dengan yang diraihnya di musim lalu dari 33 pertandingan yang dilakoni. Pemain 20 tahun itu pun sangat mungkin mengalahkan pencapaiannya di musim lalu tersebut.

Tak hanya itu, Alli juga disebut-sebut sebagai jimat bagi Tottenham. Hal itu tak terlepas dari golnya yang membuat Tottenham tak kalah. Dalam catatan Opta, Tottenham tak pernah kalah dalam 15 pertandingan kalau Alli membukukan gol. Rinciannya ada 11 kali memetik kemenangan dan empat kali menuai hasil imbang.

“Ketika melihat dia bermain, kami selalu dibuat berhenti untuk memberikan komentar,” puji mantan kapten Liverpool, Graeme Souness, yang kini menjadi komentator di Sky Sports.

Souness menambahkan Alli harus tetap membumi jika ingin kariernya terus berkembang. “Cuma langit yang jadi batasan dia untuk terus berkembang. Selama dia masih punya hasrat untuk belajar, selama dia dikelilingi oleh lingkungan dan orang-orang yang tepat, selama dia terus diberi didikan yang pas, maka sudah menjadi takdirnya untuk menjadi superstar,” sambungnya.

“Satu-satunya yang bisa menghentikan dia hanyalah kalau dia berhenti belajar, ketika dia kehilangan keinginan untuk belajar. Dia harus tetap menjaga dirinya untuk tetap membumi, juga tugas tim untuk menjaga dia tetap rendah hati,” tandas Souness.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya