Sport
Selasa, 24 April 2018 - 07:25 WIB

Liverpool Vs AS Roma: Awas, Penyakit Lama The Reds!

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, LIVERPOOL</strong> &mdash; <em>Bad habits back at a cost</em> (Kebiasaan lama kembali harus dibayar). Begitulah judul ulasan koran <em>Liverpool Echo</em> setelah <a href="http://bola.solopos.com/read/20180415/498/910531/siapa-bisa-hentikan-trio-penyerang-liverpool">Liverpool</a> ditahan imbang tim juru kunci Liga Premier Inggris, West Bromwich Albion, akhir pekan lalu.</p><p>Kebiasaan lama yang dimaksud yakni mengenai pertahanan rapuh Liverpool. Penyakit lini belakang itu memang sempat dialami The Reds, julukan Liverpool pada awaal musim ini. Namun, kebiasaan buruk itu sebenarnya sudah mulai terlupakan. <a href="http://bola.solopos.com/read/20180414/498/910407/akan-lawan-liverpool-as-roma-kirim-tanda-cinta-untuk-salah">Liverpool</a> hanya kebobolan tiga gol dalam sembilan pertandingan di semua kompetisi sebelum bertemu West Brom. Namun, pertahanan lapuk terlihat kembali ketika Merseyside Merah ditahan 2-2 West Brom setelah sempat unggul dua gol terlebih dahulu.</p><p>Penyakit lama The Reds itu tidak boleh terulang apabila mereka ingin lolos ke final Liga Champions musim ini. Pasukan Jurgen Klopp akan meladeni AS Roma pada leg pertama semifinal, di Anfield, Liverpool, Rabu (25/4/2018) pukul 01.45 WIB. Hasil <em>clean sheet</em> sangat penting diperjuangkan The Reds pada leg pertama ini.</p><p>Seperti diketahui, Roma sangat piawai memanfaatkan produktivitas gol tandang untuk lolos ke babak selanjutnya di fase knock-out Liga Champions musim ini. Il Giallorossi, julukan Roma, menyingkirkan Shakhtar Donetsk dengan agregat 2-2 dari babak 16 besar dan Barcelona dengan agregat 4-4 dari perempat final lantaran lebih produktif dalam mencetak gol tandang. Bukan mustahil Roma akan mencuri gol dari Anfield untuk menjadi senjata lolos ke final turnamen terakbar di Eropa ini.</p><p>Pertahanan Liverpool yang diperkuat duo bek sentral Virgil van Dijk dan Dejan Lovren bersama bek sayap, Andrew Robertson dan Alexander-Arnold, di depan kiper Loris Karius sontak harus waspada dalam mengadapi serangan Roma. Bukan hanya <a href="http://bola.solopos.com/read/20180415/498/910508/manchester-united-vs-west-brom-ayo-tunda-lagi-pesta-tetangga">Liverpool</a>&nbsp; yang memiliki penyerang on fire seperti Mohamed Salah. Roma juga mempunyai bomber yang tajam, yakni Edin Dzeko.</p><p>Meski tidak semoncer Salah, Dzeko cukup produktif dengan mencetak 20 gol di semua kompetisi musim ini. Penyerang asal Bosnia itu tampil cemerlang ketika menyingkirkan Barcelona dengan mencetak gol dan memenangi penalti pada leg kedua perempat final di Olimpico.</p><p>&ldquo;Saya belum pernah bermain melawan Dzeko, namun semua orang tahu hasil melawan Barcelona. Saya tidak percaya ketika mendengarnya. Kami sedang selebrasi di lapangan saat itu [berhasil menyingkirkan City]. Kami tahu mereka tim top dan kami harus siap. Kami bermain dengan gaya berbeda dengan Roma,&rdquo; jelas Van Dijk, seperti dilansir <em>Liverpoolecho.co.uk</em>, Senin (23/4/2018).</p><p>Semifinal Liga Champions sama-sama menjadi kesempatan langka bagi kedua tim. Bagi Liverpool, ini merupakan semifinal kali pertama dalam kurun waktu sekitar satu dekade terakhir. Sedangkan Roma lebih parah karena ini menjadi semifinal pertama mereka sejak 1984 silam. Pada 1984 itu, Roma lolos ke final dan bertemu Liverpool. Tapi Roma dipaksa menelan pil pahit setelah kalah adu penalti di partai puncak.&nbsp;</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif