Saat dihubungi Harian Jogja, ia mengakui tunggakan itu memang sengaja dilakukan manajemen. Pasalnya, mereka menilai dengan daya sebesar 11.000 PA, jelas tagihan rekening yang beratasnamakan Wisma/Monumen itu sudah pasti akan tinggi.
“Masalahnya kan wisma sedang kosong, jadi mubazir kan. Kami bayar mahal, tapi sebenarnya kondisi wisma sedang kosong,” ucapnya, Selasa (18/9).
Sejak pemain diputus kontrak oleh manajemen beberapa bulan lalu, wisma PSIM tak berpenghuni, kecuali beberapa orang penjaga wisma.
Menurut Ajiek, penyegelan adalah cara terbaik untuk mengirit tagihan. “Kalau disegel begini kan kami tidak harus membayar uang tagihan,” katanya.
Meski begitu, ia mengaku, pihaknya tidak diam begitu saja. Menurut dia, manajemen PSIM tetap akan mengupayakan pembayaran tunggakan, setidaknya agar PT PLN tidak memutus aliran listrik secara permanen.(ali)