SOLOPOS.COM - Para pemain Persis Solo berlatih lari dengan mengelilingi Stadion Sriwedari, Solo, Senin (2/2). Latihan tersebut untuk meningkatkan stamina dan ketahanan tubuh pemain. JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu

Mess Persis Solo sudah disediakan bagi penggawa Laskar Sambernyawa. Mereka yang tinggal di mess diberlakukan peraturan ketat, di antaranya jam malam.

Solopos.com, SOLO — “Ded, kamu tidur di mana? Kalau bisa tidur di mes saja! Supaya kondisi kamu lebih terpantau dan asupan gizi bisa lebih terpenuhi,” intruksi Pelatih Persis Solo, Aris Budi Sulistyo, kepada pemain mudanya, Dedi Cahyono Putra, seusai latihan di Stadion Sriwedari, Senin (2/2/2015).

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Mulai Senin kemarin, Aris memang sudah memberlakukan wajib tidur di mes bagi para pemainnya. Catering yang menyediakan asupan gizi tinggi bagi para pemain pun sudah mulai diberikan kepada pemain yang menempati mes di Jalan Purwonegaran, kawasan Sriwedari, Solo itu.

Kewajiban tidur di mes ini diberlakukan Aris demi menjaga kondisi para pemainnya. Terlebih saat ini, Aris mulai memberlakukan latihan sebanyak dua kali dalam sehari, yakni pagi dan sore.

Dengan tidur di mes, para pemain pun akan dengan cepat memulihkan kondisinya setelah kelelahan berlatih. Selain itu, asupan gizi yang dikonsumsi para pemain sehari-hari pun bisa lebih terpantau.

“Kalau tidur di rumah nanti takutnya para pemain malah enggak bisa istirahat, terutama setelah latihan pagi. Mau istirahat seusai latihan malah diganggu anak. Iya kalau yang ganggu anaknya, kalau istri kan repot,” kelakar Aris saat berbincang dengan wartawan di mes Persis, Senin kemarin.

Agar lebih bisa memantau kondisi pemain, Aris pun memberlakukan jam malam seperti pelatih Persis sebelumnya, Widyantoro. Pemain diizinkan keluar dari mes, namun dibatasi hingga pukul 22.00 WIB.

Lunak
Meski demikian, aturan yang diterapkan Aris lebih lunak dari pada Wiwid, sapaan Widyantoro. Jika Wiwid menerapkan aturan jam malam dengan tegas, yakni dengan mengunci gerbang mes setelah jam 10 malam, maka Aris tidak.

“Saya enggak akan mengembok mes. Saya menerapkan aturan secara kekeluargaan dan profesional. Silahkan kalau mau keluar malam, tapi saat latihan dan bermain Anda harus menunjukkan profesionalitas. Kalau kondisinya menurun gara-gara begadang saya enggak segan-segan memberi sanksi,” imbuh Aris.

Aturan secara kekeluargaan ini, diakui Aris diperolehnya saat masih menyandang status pemain Persik Kediri. Saat itu, Aris acap diajak nongkrong hingga larut malam oleh bos Persik, Iwan Budiarto.

Namun di pagi harinya Aris tetap menjalankan kewajibannya berlatih. Bahkan ia turut menjadi salah satu pemain pilar Macan Putih, julukan Persik, saat meraih juara Liga Indonesia 2006 silam.

Selain tidak memberi paksaan para pemainnya keluar malam, Aris juga tidak akan membatasi waktu tidur pemainnya. Pemain yang tidak bisa tidur hingga larut tetap diizinkan, namun dianjurkan tidak keluar mes.

Hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan Wiwid musim lalu. Saat melakoni persiapan jelang rematch melawan Pusamania Borneo FC, Wiwid sempat menerapkan aturan tegas tidur tepat pada pukul 10 malam. Bahkan kala itu, Wiwid sempat mematikan tegangan listrik di mes karena mengetahui para pemainnya masih bermain playstation saat lewat jam 10 malam. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya