Sport
Jumat, 14 Desember 2018 - 21:25 WIB

Milan Masih Terlelap di Kompetisi Eropa

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, PIRAEUS — Sejak mengangkat mahkota Liga Champions kali ketujuh pada 2006/2007 silam, kejayaan AC Milan belum terdengar lagi di kompetisi kancah Eropa. Pencapaian tim berjuluk Rossoneri ini maksimal sampai babak 16 besar Liga Champions.

Bahkan pada 2014/2015-2016/2017, Milan absen di kompetisi Benua Biru. Baru dua musim terakhir, tim yang pernah dikuasai mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, tersebut kembali muncul di Eropa, meski hanya bermain di kasta kedua, Liga Europa.

Advertisement

Jika musim lalu Milan bisa menembus babak 16 besar sebelum ditumbangkan Arsenal dengan agregat, musim ini Rossoneri hanya mampu bertahan di fase grup. Pasukan Gennaro Gattuso secara dramatis dipermalukan 1-3 di kandang Olympiakos Piraeus pada pertandingan pamungkas Grup F, di Stadion Georgios Karaiskaki, Pireas, Jumat (14/12/2018) dini hari WIB.

Patrick Cutrone cs. sebenarnya hanya membutuhkan hasil imbang di kandang Olympiakos untuk melaju ke babak 32 besar. Sialnya, skenario Milan tidak berjalan mulus. Olympiakos sukses menggeser Milan dari posisi kedua klasemen tepat pada laga pamungkas grup. Sedangkan juara Grup F resmi dipegang Real Betis yang hanya bermain imbang tanpa gol di kandang Dudelange pada laga penutup grup.

“Kami melakukan kebodohan sendiri, kami terlalu naif dan membiarkan Olympiakos kembali ke pacuan. Kami sangat kecewa karena kami selalu membuat kesalahan yang sama, lagi dan lagi,” ujar Gattuso, seperti dilansir Reuters.

Advertisement

Raksasa Eropa ini masih terlelap dalam tidur panjang mereka. Padahal, fans Rossoneri sudah sangat berharap Milan bisa kembali bangkit setelah dua kali mengalami pergantian pemilik pascaruntuhnya rezim Berlusconi. Pada 2017, Rossoneri resmi dikuasai konsorsium asal Tiongkok di bawah pimpinan Li Yonghong.

Meski baru sekitar setahun dipegang Li, Milan ganti dimiliki perusahaan Amerika Serikat, Elliott Management Corporation. Li disebut-sebut tidak mampu melunasi hutangnya kepada Elliott, yang akhirnya membuat perusahaan Negeri Paman Sam mengambilalih Milan.

Di sisi lain, Yunani pantas disebut sebagai neraka bagi Milan. Terbukti, dalam laga away ke Negeri Para Dewa itu, Milan tak pernah menang, dengan empat kali imbang dan sekali kalah. Rossoneri hanya menang di Yunani saat pertandingan final, yakni Piala UEFA, Piala Winners, dan dua Liga Champions.

Advertisement

“Kami harus salahkan diri sendiri. Mereka [Olympiakos] memang lebih baik ketimbang kami karena mereka enerjik dan berdeterminasi. Saya minta maaf kepada seluruh fans Milan di seluruh penjuru dunia karena tidak bisa mencapai target,” lanjut Gattuso.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif