SOLOPOS.COM - Pembalap Marc VDS Racing Team, Scott Redding, kembali merebut podium pertama saat balapan Moto2 Italia di Sirkuit Mugello, Minggu (2/6/2013) petang WIB. dokJIBI/SOLOPOS/Reuters

Solopos.com, BIRMINGHAM – Pembalap Inggris, Scott Redding, seharusnya bisa menjadi juara dunia Moto2 2013 jika saja ia tidak mengalami nasib apes saat berlaga di Philip Island, GP Australia 20 Oktober lalu. Crash yang berujung pada patahnya pergelangan tangan Redding ini membuyarkan impian pembalap muda 20 tahun ini untuk mencicipi manisnya mahkota Moto2. Alhasil, Redding harus puas sebagai runner up sedang gelar juara terpaksa diserahkan ke tangan pembalap Spanyol, Pol Espargaro.

Meskipun demikian, Redding beruntung lantaran tahun depan pembalap belia ini sudah naik kelas ke arena MotoGP. Ia bakal menaiki kuda besa milik Gresini Honda dan berpartner dengan Alvaro Bautista. Ini akan menjadi pengalaman pertamanya bertarung dengan para rider kelas dunia.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

“Selama musim ini kenangan terbaik saya saat berlaga di Silverstone. Sebaliknya, hal yang terburuk adalah ketika saya terjatuh di Jepang dan Philip Island. Tentu saja GP Australia itu membawa malapetaka karena pergelangan tangan saya patah,” tutur Redding, seperti dilansir MotoGP, Senin (2/12/2013) WIB.

Redding memulai musim ini dengan optimisme tinggi. Berlaga di seri pembuka GP Qatar, Redding mencatatkan waktu tercepat kedua di bawah rival terdekatnya, Pol. Hawa persaingan antarkeduanya pun sudah terasa sejak awal musim ini.

Namun demikian, pembalap kelahiran Gloucester, Inggris ini mencatatkan momen istimewa saat berlaga di kampung halamannya di Silverstone, GP Inggris. Redding membuat publik Inggris bergemuruh saat ia mampu merebuh podium utama.

“Ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan karena saya selalu tampil baik di sana. Saya merasa semua orang yang hadir di sirkuit mendukung saya. Hal ini yang membuat kepercayaan diri saya meningkat,” imbuhnya.

Sayangnya, GP Inggris menjadi podium terakhir bagi Redding di musim ini. Selepasnya, ia terseok-seok hingga akhirnya mengalami nahas di GP Australia. Mantan pembalap 125 cc ini tak menyangka insiden itu berujung pada patahnya pergelangan tangannya.

Namun, Redding tak ingin berlarut-larut menyesali kegagalannya di Moto2. Sebab, di depannya jalan untuk merintis karier di MotoGP masih sangat panjang. Di atas kuda besi RCV1000R  Redding dituntut seberapa layak ia berada di ajang kelas balap nomor wahid ini. Tak hanya Pol Espargaro yang kembali akan dihadapinya di lintasan balap, tetapi juara dunia MotoGP sekaligus mantan rivalnya di Moto2, Marc Marquez harus ia taklukkan.

Belum lagi sederet pembalap papan atas dunia sekaliber Valentino Rossi, Jorge Lorenzo hingga Dani Pedrosa. Di samping itu, aroma persaingan diyakini sudah tercipta sejak di garasi Gresini dengan adanya Bautista yang terkenal tak mau kompromi.

“Saya belum terlalu berbincang-bincang banyak dengannya. Saya datang ke sana bukan untuk mencari teman, tetapi saya berada di sana untuk karier saya. Target saya tentu saja ingin menjadi pembalap top Honda RCV1000R dalam setiap balapan. Saya tahu ini tidak akan mudah karena ada banyak pembalap sekelas Nicky Hayden di sekitar Anda,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya