SOLOPOS.COM - Persaingan antara tim Yamaha dan Repsol Honda diprediksi akan semakin sengit di musim balapan MotoGp 2015 ini. JIBI/Solopos/dok
MotoGP 2015 yang akan mulai bergulir akhir Maret ini, diperkirakan akan terjadi persaingan semakin sengit antar tim. Bahkan Yamaha diprediksi membuka peluang untuk menyalip Honda.
Solopos.com, DOHA—Pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo, paham Honda masih menjadi tim favorit untuk menjuarai MotoGP musim ini. Meskipun demikian, Yamaha punya peluang besar untuk mengakhiri dominasi tersebut. Terlebih dalam tes pramusim lalu tim pabrikan Jepang ini meraih hasil yang apik.
Ketangguhan jagoan Honda, Marc Marquez, yang mengemas 13 kemenangan sepanjang musim 2014 memang sulit tertandingi. Namun, juara dunia dua kali, Lorenzo, menunjukkan kelasnya di paruh kedua. Pembalap Spanyol ini merebut dua podium utama dan konsisten finis tiga besar.
Di musim ini pertarungan melawan Marquez memang masih menjadi trending topic di kalangan pembalap. Akan tetapi, skenario ini bisa jadi berubah jika Lorenzo menemukan ritme terbaiknya seperti saat ia menjadi juara dunia 2012 lalu.
“Yamaha melakukan sejumlah perbaikan. Tapi, rival kami jelas tak akan tinggal diam. Kami memang bukan favorit seperti Honda dan Marquez,” ujar Lorenzo, dilansir Speed Week, Kamis (12/3).
Pembalap berusia 27 tahun ini tahu tantangan lebih berat terhampar di depan mata. Di sisi lain di musim ketiga di MotoGP, penampilan Marquez diyakini kian matang. Juara dunia termuda sepanjang sejarah tersebut tak akan khawatir lagi soal klasemen. Ia bisa membalap tanpa tekanan dan lebih bebas.
“Tapi, sulit untuknya menang dalam setiap balapan seperti musim lalu. Tim rival semakin kuat, begitu pula dengan kami [Yamaha]. Ducati juga memperlihatkan hasil bagus. Maka dari itu, kami harus bekerja keras untuk mengawali musim ini dengan podium,” imbuh rekan Valentino Rossi.
Juara dunia dua kali, Casey Stoner, turut sesumbar jika ia bisa melawan Marquez seandainya masih berada di dunia balap motor kelas premier ini. Mantan pembalap Honda ini menilai sang junior merupakan rider yang konsisten. Namun demikian, baik Jorge, Dani (Pedrosa), atau Rossi, bisa mengalahkannya.
“Saya masih cukup cepat untuk mengalahkannya, namun tak di semua seri karena kini level balapan begitu tinggi. Saya tak pernah memaksakan diri mesin harus bisa beradaptasi dengan saya. Inilah mengapa saya bisa sukses di Ducati. Terlalu banyak pembalap yang berpikir dia cukup jenius untuk itu,” jelas Stoner. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)