Sport
Kamis, 21 Juli 2016 - 22:35 WIB

MOTOGP 2016 : Paruh Kedua Diprediksi Makin Sengit

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Motogp 2016 memasuki masa libur musim panas.

Solopos.com, SPIELBERG — Kejuaraan Motogp 2016 semakin tak bisa diprediksi siapa yang bakal jadi pembalap terbaik hingga akhir musim nanti. Dalam dua seri terakhir memberi bukti baru betapa panas persaingan para joki kuda besi di lintasan balap.

Advertisement

Pembalap kuat dari tim elite belum tentu keluar sebagai pemenang. Di paruh kedua yang dimulai dari GP Austria, 14 Agustus 2016, nanti diperkirakan kian sengit.

Di GP Belanda pembalap Marc VDS Jack Miller membikin kejutan dengan finis terbaik, 26 Juni lalu. Sedangkan di seri terakhir GP Jerman, Minggu (17/7/2016), Marc Marquez menjawab kritik dengan berhasil merebut podium utama. Sebaliknya, sang juara bertahan Jorge Lorenzo justru terseok-seok dengan menempati urutan ke-10 di Belanda dan ke-15 di Jerman.

Dilansir motogp.com, Rabu (21/7/2016), sembilan seri di paruh pertama sudah rampung dengan menempatkan pembalap Honda Marquez sebagai pemuncak klasemen sementara. Lorenzo memang berada di peringkat kedua, tapi dengan selisih poin yang cukup jauh, yakni 48. Bahkan, di Sachsenring, Jerman, Lorenzo terjatuh hingga tiga kali. Total sudah delapan kali pembalap Yamaha tersebut crash.

Advertisement

Dalam tiga seri terakhir Marquez berhasil mengumpulkan 58 poin dan semua naik podium. Sementara Lorenzo hanya mampu mendulang tujuh poin. Posisi ke-15 di Jerman menjadi catatan terburuk kedua bagi Lorenzo sepanjang tampil dalam 147 balapan di kelas premier ini.

Masalah Lorenzo yang utama adalah penyesuaian dengan ban baru Michelin. Ia mesti berjuang keras baik saat balapan basah maupun kering seperti di Jerman lalu. Ban produksi Prancis yang menggantikan peran Bridgestone ini membikin pembalap Spanyol tersebut kesulitan.

“Ban depan Michelin membikin kami cepat terkunci dan harus melakukan pengereman dengan keras. Ini sangat tricky dan begitu mudah berjalan melebar,” tutur Lorenzo, dilansir Crash.net.

Advertisement

Kondisi ini kontras dengan Marquez. Taktik pergantian serta pemilihan ban yang dilakukan di Jerman menjadi bukti sahih, ia pembalap muda yang cerdas sekaligus agresif. Ia lebih dulu masuk pitlane daripada pembalap lain untuk mengganti motor sebelum trek benar-benar kering. Marquez kini sudah mengantongi tiga kemenangan dan tampil di podium sebanyak delapan kali.

“Bagaimana pun Jorge yang terkuat karena posisinya paling dekat di klasemen. Dia akan kembali lebih kuat lagi seperti yang kita lihat di paruh kedua musim lalu. Tapi, jangan lupakan Valentino [Rossi],” jelas Marquez.

Nasib Valentino Rossi juga tak terlalu bagus. Beberapa kali pembalap senior ini harus menerima blunder dari taktik yang ia terapkan di trek. Hasil post test di Austria juga tak begitu baik bagi pembalap berjuluk The Doctor ini. Ia dinilai membalap terlalu lambat dengan jenis ban pilihannya.

Sebenarnya pembalap Italia ini berpeluang besar menang dalam tiga seri terakhir karena sempat memimpin jalannya perlombaan. Sayang, ia gagal mempertahankan kecepatan sehingga ia hanya mampu mendulang 33 poin dari tiga seri. Kini ia berjarak 59 poin dari Marquez.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif