SOLOPOS.COM - Pembalap tim Ducati Andrea Iannone (kanan) berbincang dengan rekan setimnya dalam sebuah persiapan balapan MotoGP. Ist/autosport.com

Motogp 2016 di Catalunya, Spanyol, diwarnai dengan Andrea Iannone yang bersenggolan dengan Jorge Lorenzo.

Solopos.com, BARCELONA – Andrea Iannone mendapat sanksi akibat insidennya dengan Jorge Lorenzo di seri ketujuh Motogp 2016 di Sirkuit Catalunya, Spanyol, Minggu (5/6/2016). Dia dihukum harus start paling akhir di seri selanjutnya.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Dalam balapan tersebut, balapan berlangsung sengit. Lorenzo yang awalnya berhasil melaju di posisi terdepan, harus rela terus turun ke posisi kelima setelah disalip oleh beberapa pembalap yakni Valentino Rossi, Marc Marquez, Dani Pedrosa, dan Maverick Vinales.

Di posisi kelima inilah Lorenzo harus bersaing dengan Andrea Iannone. Bersaing ketat di sepanjang lintasan, petaka pun datang di putaran ke-17. Iannone yang berada di belakang Lorenzo gagal mengurangi lajunya tepat waktu. Pembalap Ducati itu terlihat melakukan pengereman tapi tetap menyeruduk motor Lorenzo.

Iannone terlihat memilih jalur dalam saat menikung, ban depannya pun mengenai ban belakang Lorenzo. Keduanya terjatuh dan tak bisa melanjutkan balapan. Usai insiden tersebut, Lorenzo tampak sangat kesal.

Karena kesalahan itu, Iannone lantas dijatuhi hukuman start di posisi paling belakang pada seri berikutnya di Belanda. Sebelumnya, pebalap asal Italia itu juga sudah pernah dihukum mundur tiga grid di start usai menabrak rekan setimnya, Andrea Dovizioso, di Motogp Argentina lalu.

Lorenzo sendiri merasa tidak puas dengan hukuman yang diberikan race direction terhadap Iannone. Menurutnya, hukuman itu terlalu ringan karena berbuntut pada peluangnya dalam persaingan gelar juara dunia.

“Pertama-tama, seperti yang sudah saya katakan kemarin, segalanya jadi nomor dua setelah apa yang terjadi pada hari Jumat [insiden Luis Salom]. Mengenai balapan, sukar dipercaya Iannone membuat kesalahan seperti ini lagi dan ketika ia melakukannya, alih-alih bilang maaf ia malah bertanya apa mesin motor saya bermasalah atau ada sesuatu di tikungan tadi,” ucap Lorenzo di Motogp.com, Senin (6/6/2016).

“Saya pikir insiden itu merupakan kesalahannya, tapi ia malah bereaksi seperti itu dan tidak minta maaf. Selalu ada satu rider yang tidak memahami risiko dan tindakannya bisa mencederai rider lain dengan serius dan kalau Race Direction tidak memberinya sebuah hukuman berat, seperti yang mereka lakukan pada saya di 2005, rider semacam ini tak memahami bahwa mereka harus mengubah mentalitas,” sambungnya.

“Itu mengapa menurut saya [hukuman] memulai balapan dari posisi terakhir tidaklah cukup berat karena dalam lima sampai tujuh putaran ia bisa saja kembali berposisi di depan lagi berkat kecepatan motornya,” tutur juara dunia Motogp 2015 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya