Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Keenam Pengprov yang WO, yakni Pengprov Lampung (diwakili Herlim Sunandar), Jatim (diwakili Diana), Maluku (Rudolof A P), Sumsel (diwakili Tony Pusriadi), Sulut (diwakili Wolter K) dan Jambi. Keenam Pengprov tersebut dengan lantang menolak segala keputusan yang diambildi Munas 2012. Selanjutnya, keenam Pengprov siap menggugat hasil Munas ke KONI melalui Baori dalam waktu dekat.
“Gugatan akan kami lakukan secepatnya. Kalau masih cacat hukum seperti ini, kami meminta KONI mengambil alih di Munas selanjutnya. Dengen begitu, kami siap tunduk apapun hasilnya,” kata Koordinator WO, Herlim Sunandar saat ditemui wartawan di sela-sela Munas.
Ketum Harian Pengprov Lampung, Busman Zainuddin, mengatakan pelaksanakan Munas kali ini tak ubahnya Munaslub yang cacat hukum di Merlyn Park, Jakarta tanggal 11 Desember 2012. Sehingga, Munas di Solo termasuk rekayasa.
Pelaksanakan Munas mulai memanas saat memasuki hari pertama. Beberapa kelompok yang tak menginginkan Tahir menjabat Ketum PTMSI mengusung figur baru, Ekawahyu Kasih. Hanya, di tengah jalan, sebagian besar kelompok ini menyatakan WO ketika sidang mendengarkan harapan dan tanggapan masing-masing Pengprov. Aksi WO itu tak mempengaruhi pelaksanakan Munas. Seluruh Pengprov yang melanjutkan Munas menerima laporan pertanggungjawaban Tahir di periode 2006-2010.
Selain melakukan aksi WO, keenam Pengprov juga mempertanyakan kapasitas Agum Gumelar sebagai Dewan Kehormatan PTMSI. Pasalnya, hal tersebut baru diketahui saat Munas berlangsung. Mereka sama sekali tak mengetahu kapasitas Agum sebagai dewan kehormatan. “Kami mempertanyakan kapasitas Pak Agum. Terus, kenapa lokasi Munas tiba-tiba bergeser ke Balaikota. Mestinya digelar di Paragon Solo,” kata Herlim.