SOLOPOS.COM - ilustrasi. (dok JIBI/BISNIS)

Solopos.com, SOLO–Berikut ini ulasan mengenai sejarah olahraga golf di Indonesia. Golf dikenal merupakan olahraga kalangan atas dan eksklusif mengingat tak semua orang mampu memainkannya dengan peralatan dan lapangan yang memadai.

Golf terkenal di dunia dan juga digemari kalangan atas di Tanah Air. Olahraga ini biasa digunakan sebagai ajang bertemu para elite perusahaan atau pejabat.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Teknis permainan golf tampak sederhana yakni dengan memasukkan bola ke lubang yang disebut hole dari daerah yang sudah ditentukan menggunakan stik golf sebagai pemukulnya. Namun, bagi orang awam olahraga ini sulit dimainkan.

Lantas bagaiman sejarahnya olahraga kalangan atas ini di Indonesia? Berikut ulasannya dikutip Solopos.com dari tokobirdie.com, Jumat (25/8/2023).

Sebelum disebut golf, awalnya olahraga ini dijuluki gouf. Kemudian istilah tersebut berkembang menjadi goulf yang berarti memukul.

Ada pula yang menyebut istilah golf merupakan singkatan dari gentlement only ladies forbidden. Ini merujuk pada sejarah yang menyatakan permainan golf hanya dikhususkan untuk pria.

Menurut catatan sejarah, Batavia Golf Club adalah klub pertama yang didirikan di Hindia Belanda atau Indonesia pada 1872. Pendirinya adalah Mr. A. Gray dan Mr. T.C Wilson.

Saat itu jumlah anggotanya ada 16 orang yang berasal dari Inggris. Lokasi awal lapangan golf pertama di Indonesia ini berada di Jakarta, tepatnya di kawasan Gambir, yang dahulu bernama Koningsplein.

Bukti bahwa permainan golf berada di Koningsplein adalah literatur dari The Annual Golfing volume 13, catatan A. Gray presiden pertama perkumpulan Batavia Golf Club mengatakan lapangan dengan jumlah sembilan hole yang bervariasi dari 210-450 yard, 36 par berada di King’s Park.

King’s Park adalah istilah Inggris untuk Koningsplein. Ini menjadi fakta yang membuktikan bahwa Batavia Golf Club sebagai sebuah klub telah berdiri sejak tahun 1872 dengan lapangan golfnya berada di Gambir atau Koningsplein.

Saat masih di Koningsplein, Batavia Golf Klub sempat vakum selama 20 tahun. Masa ini ditandai dengan tidak adanya pengurus atau presiden klub serta tidak adanya pertandingan-pertandingan.

Ini menyiratkan aktifitas klub secara resmi tidak ada, namun kegiatan bermain dan berkumpul para anggota Batavia Golf Klub tetap berjalan.

Pada Agustus 1894, dalam rapat yang diadakan di rumah seorang konsulat Inggris, Mr. K.A Stevens, Batavia Golf Klub kembali bangkit.

Kala itu segala sesuatunya ditata dengan baik hanya dalam waktu 10 hari, jumlah anggota meningkat menjadi 32 orang dan Mr. S.R Lankester dipilih menjadi presiden perkumpulan.

Perkembangan Batavia yang pesat menuntut perluasan daerah. Batavia Golf Klub kemudian seiring dengan perkembangan kota Batavia, mulai berpindah tempat.

Pada 1911, Batavia Golf Klub pindah ke daerah Bukit Duri, Jakarta dan kemudian pindah lagi ke daerah Rawamangun sejak 1937 hingga saat ini.

Demi menjadikan Batavia Golf Klub sebagai klub resmi yang diakui pemerintah Hindia Belanda saat itu, pengurus Batavia Golf Klub menyusun Anggaran Dasar Perkumpulan yang disahkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 16 September 1932.

Dalam pasal 1 Anggaran Dasar dinyatakan perkumpulan didirikan untuk waktu yang tidak terbatas dan terhitung sejak 28 Agustus 1932. Jadi, pada 28 Agustus 1932 merupakan tanggal resmi berdirinya Perkumpulan Batavia Golf Klub.

Pada 27 Februari 1937, lapangan baru milik Batavia Golf Klub dengan jumlah 18 hole dan sekaligus club house-nya diresmikan di lokasi baru, yaitu daerah Rawamangun-Jakarta.

Ketika datang pada 1942 dan mulai menguasai Indonesia, pemerintah Jepang pada saat itu mengganti semua istilah Belanda dengan istilah lokal. Maka sejak saat itu Batavia Golf Club berganti nama menjadi Djakarta Golf Klub.

Seiring dengan banyaknya warga Indonesia yang menjadi anggota perkumpulan, kepengurusannya tidak lagi didominasi warga asal Eropa.

Puncaknya pada 1959, Mr. Senu Abdul Rahman menjadi presiden perkumpulan. Sedangkan orang Indonesia pertama yang menjadi presiden perkumpulan adalah E. Martadinata pada 1960.

Jejak lokasi sejarah yang dapat ditelusuri mengenai Jakarta Golf Klub, mulai dari kawasan Gambir pindah ke Bukit Duri, hingga akhirnya menetap di Rawamangun merupakan bukti keberadaannya sejak 1872 hingga saat ini.

Itu rangkaian masa yang tak terpisahkan dengan sejarah Jakarta, yang mana hal itu tentu saja menjadi tonggak sejarah olahraga golf di Indonesia. Demikian sejarah olahraga golf di Indonesia yang perlu diketahui para pencinta golf.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya