Sport
Kamis, 22 Juni 2023 - 20:07 WIB

Olympic Esports Week Digelar, Hanya Pertandingkan Gim Simulasi Olahraga

Newswire  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Timnas PUBG Mobile Indonesia memenangkan medali emas di SEA Games 2023 Kamboja. (ANTARA/HO/PUBG Mobile).

Solopos.com, JAKARTA–Pekan Esports pertama yang diselenggarakan oleh Olimpiade, Olympic Esports Week, digelar di Singapura, Kamis (22/6/2023).

Namun pejabat Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyebut saat ini tidak ada rencana untuk memasukkan video game ke dalam program Olimpiade.

Advertisement

IOC secara resmi mengakui esport sebagai olahraga pada 2017 dan telah berdiskusi dengan para pelaku industri tentang inklusi di panggung paling bergengsi itu.

Esport akan menjadi olahraga yang memperebutkan medali untuk pertama kalinya di Asian Games mendatang di Hangzhou.

Advertisement

Esport akan menjadi olahraga yang memperebutkan medali untuk pertama kalinya di Asian Games mendatang di Hangzhou.

Dikutip dari Antara yang melansir AFP, Kamis, menurut Kepala Olahraga Virtual IOC Vincent Pereira, acara yang berlangsung empat hari di Singapura itu adalah langkah pertama dalam menyatukan komunitas esport dan komunitas olahraga.

Pereira mengungkapkan ada lebih dari 20.000 tiket telah dicetak dan 131 pemain datang dari 64 negara.

Advertisement

“Saya pikir hari ini kami tidak berada pada tahap ini, kami tidak memikirkannya,” ujar Pereira.

Menurut dia, ada kemungkinan bahwa olahraga aktif virtual seperti bersepeda atau taekwondo dapat menjadi bagian dari program Olimpiade suatu hari nanti.

“Kesempatan untuk mengintegrasikan olahraga virtual ke dalam program Olimpiade adalah sesuatu yang telah kami diskusikan dengan beberapa federasi dan peluang selanjutnya adalah LA 28 [2028], tetapi untuk saat ini kami sedang menjajaki diskusi,” imbuh Pereira.

Advertisement

Banyak komunitas game bingung karena banyak dari judul game yang banyak dimainkan tidak menjadi bagian dari acara tersebut.

Alih-alih game populer seperti game first-person shooter atau tembak-menembak Counter-Strike dan game battle ground atau arena pertempuran DOTA 2, ajang tersebut justru menampilkan 10 simulasi olahraga, di antaranya panahan, bisbol, catur, dan taekwondo.

Genre game tembak-menembak akan melibatkan Fortnite tetapi dalam versi tanpa mode Battle Royale atau bunuh-membunuh.

Advertisement

Pereira mengesampingkan dimasukkannya game tembak-menembak dalam acara tersebut karena kekerasan bertentangan dengan nilai-nilai Olimpiade.

“Bagi kami, ada batasan yang jelas bahwa tembak-menembak tidak akan pernah diintegrasikan ke dalam kompetisi kami. Kami dapat memahami bahwa persepsi bisa saja berbeda tetapi kami tidak dapat membuat permainan ini mempromosikan nilai-nilai Olimpiade,” ulas Pereira.

Bagi para atlet yang berlaga di Singapura, acara ini merupakan kesempatan untuk bertemu langsung dengan beberapa rekan mereka, setelah bertahun-tahun berkompetisi dalam acara virtual.

“Ini luar biasa. Saya tidak pernah berpikir bahwa bersepeda saya akan membawa saya ke acara seperti ini, sekaliber ini, jadi bagi saya, itu adalah tujuan seumur hidup yang tercapai,” kata James Barnes, finalis olahraga virtual bersepeda berusia 32 tahun dari Afrika Selatan.

“Sungguh spesial bagi saya karena ini Olimpiade, sangat keren berada di sini,” ujar Kaj de Bruin, finalis berusia 18 tahun dari Belanda di ajang balap Gran Turismo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif