SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi (Dok.SOLOPOS), THOR MENANG--Pemain Thor, Majid meluapkan kegembiraan setelah mencetak gol kegawang Adidas dalam pertandingan Divisi II Persis di Stadion Sriwedari Solo, Senin (27/6). Thor berhasil menang dengan skor 2-0. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Solo (Solopos.com)–Sebuah langkah berani dilakukan oleh Pemkot Solo. Ini berkaitan dengan perintah Pemkot yang memerintahkan pihak pengelola menyopot pagar pembatas pada tribun penonton di area lapangan Stadion Sriwedari, Solo.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Dari pengamatan Espos, Jumat (9/9/2011) pagi, pagar pembatas di Stadion Sriwedari yang berada di tribun penonton sisi utara, timur dan selatan memang sudah dirobohkan. Ini memberikan kesan stadion yang menjadi monumen PON I ini tampak lebih lapang.

Akan tetapi risiko yang dihadapi adalah semakin memudahkan para penonton memasuki area lapangan. Sehingga dikhawatirkan seandainya ada pertandingan yang berakhir ricuh, para suporter dengan mudah mampu memasuki area berlangsungnya pertandingan.

Wakil Walikota Solo, Hadi “Rudy” Rudyatmo mengaku memang sengaja memerintahkan pihak pengelola melepas pagar pemabatas. Misinya adalah untuk menimbulkan kesadaran bagi para suporter di Kota Solo berlaku tertib dengan sendirinya.

“Dengan dilepaskan pembatas ini, diharapkan akan muncul keinginan untuk bertindak lebih tertib dari para penonton. Tak dipungkiri saat ini perilaku suporter di Tanah Air memang banyak yang masih belum dewasa dan sering melakukan protes dengan masuk ke area pertandingan,” ujar Rudy saat dijumpai Espos di sela-sela peringatan Haornas XXVIII di Stadion Sriwedari, Solo, kemarin.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua PSSI Kota Solo ini mengaku tak khawatir dengan dicopotnya pembatas ini akan memudahkan penonton berlaku anarkis dan masuk ke lapangan.

Menurut pengamatannya, dengan adanya pembatas yang memisahkan penonton dengan lapangan secara tidak langsung memancing prilaku suporter.

“Ini justru memudahkan pengawasan pihak keamanan. Seandainya ada suporter yang berbuat anarkis akan terlihat jelas dan membuatnya pekewuh,” imbuh Rudy.

Menurut dia, hingga saat ini stadion-stadion di Indonesia kebanyakan memang masih menggunakan pagar pembatas. Makanya, ia berharap agar langkah ini bisa diikuti para pengelola stadion yang lain.

“Ini juga menjadi semacam proyek percontohan bagi stadion yang lain,” pungkasnya.

(yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya