SOLOPOS.COM - Pelatih Pantai Gading Herve Renard diangkat pemain setelah menjadi juara Afrika. JIBI/Rtr/Amr Abdallah

Pantai Gading juara Piala Afrika 2015 setelah mengalahkan Ghana.

Solopos.com, BATA— — Pantai Gading mengakhiri penantian mereka dalam 23 tahun demi menggondol gelar juara Piala Afrika untuk kali kedua tahun ini di Guinea Katulistiwa, Senin (9/2/2015) dini hari WIB.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pantai Gading memastikan menjadi pemilik gelar tertinggi di Benua Hitam itu setelah menjungkalkan rival berat mereka, Ghana, di partai final di Estadio de Bata, Bata.

The Elephants atau Si Gajah, julukan Pantai Gading, menahbiskan diri sebagai jawara berkat kemenangan melalui adu penalti. Dua raksasa Afrika itu bermain imbang tanpa gol sepanjang 90 menit dan hasil itu tak berubah hingga babak perpanjangan waktu.

Di babak adu tos-tosan, Pantai Gading sempat kehilangan harapan setelah dua penendang pertama mereka, Wilfried Bony dan Gadji Tallo, gagal menuntaskan tugas.

Namun, asa Si Gajah kembali melambung ketika penendang ketiga dan keempat Ghana, Afriyie Acquah dan Frank Acheampong, tak mampu mengoyak jala gawang Boubacar Barry. Kemenangan Pantai Gading ditentukan eksekusi kiper mereka itu, Barry, setelah tendangan penjaga gawang Ghana, Razak Brimah, lebih dulu ia mentahkan.

“Saat kedudukan 2-0 untuk mereka [Ghana], saya memilih mengambil tempat duduk dan membelakangi pertandingan. Mungkin itu membuat keburuntungan berbalik kepada kami,” ujar Gervinho yang tak menjadi bagian timnya pada babak adu tos-tosan, dilansir Reuters, Senin.

Sejarah yang diukir Pantai Gading di sisi lain mengulang hasil kelam Ghana ketika bertemu tim yang sama di final Piala Afrika 1992 di Senegal. Saat itu, tim Bintang Hitam, julukan Ghana, juga kalah dari Si Gajah di partai puncak.

Final itu menjadi yang ketiga untuk Ghana sejak memenangi gelar terakhir mereka di Libya pada 1982, sayangnya selalu berujung dengan kegagalan.

Sukses Pantai Gading itu pun tak pelak langsung disambut euforia. Kapten Si Gajah, Yaya Toure, menjadi salah satu yang sangat bahagia dengan sukses besar timnya di Piala Afrika tahun ini. Bukan hal aneh jika bintang Manchester City larut dalam suka cita menyambut gelar pertamanya di Piala Afrika dengan timnas.

Toure sudah terlibat dalam enam penyelenggaran Piala Afrika dan menjadi bagian Pantai Gading di final turnamen kontinen itu pada 2006 dan 2012. Namun, saat itu, tim yang ia bela selalu kalah, masing-masing dari Mesir dan Zambia.

“Memenangi gelar dengan klub adalah hal yang luar biasa, namun saat Anda sukses dengan timnas, itu adalah hal yang sulit dipercaya. Saya telah menunggu dan bermimpi sejak lama untuk memenangi Piala Afrika. Karena itu sulit menggambarkan perasaan saya sebagai kapten saat ini, sesuatu yang sangat spesial,” ujar Toure.

Sementara, kegagalan tahun ini membuat Ghana tenggelam dalam duka cita. Tim Bintang Hitam sebelumnya juga lolos ke final Piala Afrika 1992 dan 2010, namun ambisi menggondol gelar dalam dua kesempatan itu selalu kandas. Di Piala Afrika 2010, mereka kalah dari Mesir, sedangkan pada 1992, pemenangnya adalah Pantai Gading.

Namun, di luar pahit itu, pelatih Ghana, Avram Grant, tetap memuji perjuangan tim sepanjang pelaksanaan turnamen. “Saya berbangga dengan tim ini karena lolos ke final adalah sebuah pencapaian hebat dan para pemain telah menunjukkan hal-hal bagus di turnamen ini,” kata Grant dilansir theworldgame.sbs.com.au. (Triyono/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya