SOLOPOS.COM - Kolam penangkaran buaya di Papua ini menjadi lokasi paralayang dalam PON XXI/2021 Papua. (detik)

Solopos.com, JAYAPURA — Paralayang dalam ajang PON XX/2021 di Papua menjadi ajang paling degdegan, baik bagi atlet yang bertanding maupun masyarakat yang menonton.

Betapa tidak, lokasi tempat digelarnya lomba paralayang dikepung kandang buaya.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Salah mendarat bisa-bisa sang atlet akan masuk ke kolam buaya.

Para atlet diuji betul kepiawaian membaca arah angin menuju titik finis.

Penangkaran Buaya

Venue di Skyline, Jayapura itu memang dikelilingi penangkaran buaya Bintang Mas.

“Awas-awas, aduh, nanti salah mendarat di kandang buaya. Ayo… ke kiri, lebih ke kiri lagi,” begitulah teriakan sebagian penonton di venue paralayang, Senin (4/10/2021) seperti dikutip Detik.com.

Di venue ini tidak ada tribune khusus.

Masyarakat menyaksikan penampilan para atlet di tepi jalan.

Baca Juga: Ternyata Begini Sejarah Adanya Olahraga Gantole dan Paralayang di Wonogiri 

Di saat jam-jam sibuk, jalanan pun menjadi macet.

Menonton Buaya

Tetapi rupanya sebagian dari penonton itu datang bukan hanya untuk menyaksikan perlombaan paralayang, tetapi berniat melihat-lihat buaya.

Ya, lapangan landing paralayang PON Papua merupakan area penangkaran buaya.

“Tadinya ke sini buat nonton buaya makanya ajak anak-anak. Eh, ternyata ada paralayang. Seru juga ternyata,” kata Yanto, salah satu warga Jayapura.

Begitu pula dengan Maria da Lopez dan Erlina.

Mereka sama-sama membawa putri-putri mereka untuk datang ke venue paralayang.

Tak Menyangka

Awalnya, mereka tidak menyangka paralayang seru untuk ditonton.

Makanya, saat berangkat mereka mengiming-imingi anak-anak untuk nonton buaya di penangkaran Bintang Mas.

“Ternyata seru banget, kami ikut deg-degan, was-was kalau-kalau mereka salah mendarat. Sebab, taruhannya enggak main-main, bisa nyasar ke kandang buaya,” ujar Maria.

Untungnya, sebagian kolam di penangkaran buaya itu sudah tidak aktif.

Baca Juga: Kibarkan Bendera Merah Putih dengan Paralayang 

Tetapi justru kolam buaya yang aktif tepat berada di seberang lapangan landing.

“Inilah keunikan paralayang di Papua. Ini pertama kalinya seluruh atlet, saya rasa, kecuali tim tuan rumah bermain di sini. Tempat landing bagus, tepat di tepi jalan raya sehingga untuk pertama kalinya pula, paralayang dengan gampang ditonton warga, serta ada di penangkaran buaya,” kata Tony Yidantoro, manajer paralayang DKI Jakarta, kepada detikTravel.

Mendebarkan

“Venue ini pas awal sangat mendebarkan, karena kata para atlet pas melihat ke bawah wah nongol-nongol buaya. Awalnya, agak deg-degan juga, tetapi kalau melihat jarak tempuh dari titik start ke tempat landing ini sangat mudah dicapai. Jadi, asal tidak melakukan kesalahan, atlet tidak akan salah mendaratlah hehehe,” tambah Tony.

“Dan, itu menjadi tantangan tersendiri buat atlet untuk makin cermat membaca arah angin,” dia menegaskan.



Di tempat lain, biasanya paralayang dimainkan di bukit-bukit yang jauh dari dari keramaian sehingga sulit populer.

Tony optimistis setelah PON papua, paralayang memiliki penggemar yang lebih banyak lagi.

“Coba lihat saja di DKI, saat latihan kami harus ke Bogor. Susah cari penonton. Di sini, dilakukan di tengah kota, ditonton banyak orang. Saya yakin awalnya mereka ke sini nonton buaya, ya kami kalah populer dengan buaya, tetapi sekarang kami sudah lebih populer ketimbang buaya,” Tony berkelakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya