SOLOPOS.COM - RUSUH -- Petugas kepolisian berupaya mengatasi kerusuhan yang terjadi antara suporter Persis Solo dengan suporter PSS Sleman yang pecah dalam pertandingan di Stadion Maguwoharjo Selaman, Sabtu (21/4/2012). (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

RUSUH -- Petugas kepolisian berupaya mengatasi kerusuhan yang terjadi antara suporter Persis Solo dengan suporter PSS Sleman yang pecah dalam pertandingan di Stadion Maguwoharjo Selaman, Sabtu (21/4/2012). (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

SLEMAN – Tawuran antarsuporter pecah saat Persis Solo bertandang ke markas PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama LPIS, Sabtu (21/4/2012).

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Pendukung Persis, Pasoepati terlibat tawuran dengan ribuan pendukung PSS Sleman. Di dalam stadion mereka terlibat saling lempar dengan benda keras dan di luar stadion sempat terjadi baku hantam antarsuporter. Akibat insiden ini satu anggota Pasoepati dilaporkan mengalami luka berat dan harus dirawat di salah satu rumah sakit di kawasan Kalasan. “Kami mendapat laporan, satu Pasoepati kritis terkena benda tajam dan dirawat di rumah sakit di Kalasan,” kata juru bicara (Jubir) Pasoepati, Amir Tohari, kepada Solopos.com, Sabtu malam.

Menurut Amir, Pasoepati sangat kecewa dan menyayangkan insiden tersebut. “Kami ke Sleman untuk menonton sepak bola bukan untuk berkelahi. Jadi kami memang tak siap untuk itu. Terus terang kami sangat kecewa dengan Panpel pertandingan dan pihak keamanan yang sangat-sangat tak siap mengatisipasi insiden tersebut,” tegas Amir.

Tanda-tanda sambutan tak ramah menurut Amir sudah muncul saat iring-iringan Pasoepati memasuki Jogja. Mereka mulai mendapat teror dari sejumlah orang. Keributan akhirnya pecah saat laga dimulai. Saat memasuki turun minum, tepatnya menit ke-41, Pasoepati terlibat saling lempar dengan pendukung PSS. Tak diketahui secara pasti siapa yang memulai keributan tersebut.

Semula, Pasoepati yang berada di tribun timur saling lempar dengan Slemania yang menduduki tribun selatan. Polisi kurang sigap mencegah aksi tersebut. Akibatnya, aksi saling lempar semakin meluas. Tak berselang lama, giliran Brigata Curva Sud (BCS) yang menduduki tribun utara terlibat aksi saling lempar dengan Pasoepati. Kali ini, Pasoepati terkepung di antara dua suporter Sleman.

Sepanjang turun minum, aksi saling lempar masih berlangsung. Bahkan, di antara suporter itu ada yang membawa ketapel sebagai senjata diri. Polisi sempat kewalahan menenangkan kedua suporter. Baik Pasoepati, Slemania ataupun BCS semula tak bersedia ditenangkan. Pada posisi itu, dirijen masing-masing suporter saling menyanyikan semangat kebersamaan dan persaudaraan antara Solo dan Sleman. Namun, upaya itu tak membawa hasil.

Saat babak kedua akan dimulai, aksi lempar kedua suporter masih tak terelakkan. Bahkan, pemain Persis mendekati tribun Pasoepati untuk menenangkan suporter. Sepanjang babak kedua, suasana Stadion Maguwoharjo sangat mencekam. Perang suporter menyebabkan konsentrasi di tengah lapangan menjadi buyar. Hal ini diakui pelatih Persis, Junaidi. Meski tak dipungkiri, sejak menit-menit awal, anak asuhnya juga sangat emosional dan nyaris terlibat adu fisik dengan pemain lawan. Permainan memang menjurus kasar sejak laga dimulai.

Berlanjut di Jalan
Saat laga usai, aparat keamanan langsung mengawal perjalanan pulang ribuan Pasoepati. Ini dilakukan agar tawuran antarsuporter tak berlanjut di luar stadion. Namun, anggota Pasoepati yang ingin pulang diteror BCS. Puluhan sepeda motor milik anggota Pasoepati yang dirusak anggota BCS. Sejumlah kendaraan Pasoepati yang sudah rusak ditinggalkan di Sleman dan dijaga aparat kepolisian.

Dalam kondisi tersebut, Slemania berusaha melerai kebringasan BCS. Namun dalam pengamatan JIBI, Slemania dan BCS juga terlibat aksi saling lempar di luar stadion. Polisi terpaksa memecah jalur keluar BCS dengan Slemania. Aksi saling lempar Pasoepati dengan pendukung Jogja belum berakhir. Di perbatasan Klaten-Jogja(Prambanan), ribuan Pasoepati yang hendak pulang ke Solo dengan mengendarai motor memperoleh lemparan batu dari orang yang usil. Kontan saja, hal ini membuat marah ribuan Pasoepati. Pendukung Persis ini membalas lemparan batu. Pantauan JIBI, peristiwa ini membuat panik warga. Dari lemparan itu, terdapat kaca gerobak batagor di pinggir jalan (di kawasan Kalasan) pecah. Selain itu, ada anggota Pasoepati yang mengalami rawat jalan di RSI Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya