Sport
Sabtu, 26 Oktober 2013 - 01:05 WIB

PELECEHAN RASIAL : Ancaman Boikot Pemain Kulit Hitam di PD 2018 Rusia

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MANCHESTER – Gelandang internasional Pantai Gading dan Manchester City, Yaya Toure, mengaku ada kemungkinan para pemain berkulit hitam akan memboikot pelaksanaan Piala Dunia 2018 di Rusia. Hal ini akan dilakukan jika Rusia tak segera mengatasi pelecehan rasial di negara tersebut, yang acap terjadi dari tribun penonton.

Toure menjadi korban pelecehan rasial oleh para suporter Rusia saat dirinya tampil bersama City menghadapi CSKA Moskow di Arena Khimki, Kamis (24/10/2013) dini hari WIB. Saat itu, dirinya mendapat ejekan berbau rasis dari tribun penonton dalam laga yang berkesudahan dengan kemenangan 2-1 City.

Advertisement

Atas aksi suporter ini, Toure telah mendesak induk organisasi sepak bola Eropa, UEFA, untuk memberikan tindakan disipliner terhadap klub. Toure juga meminta FIFA dan Pemerintah Rusia segera mengatasinya.

“Itu sangat penting,” ujar Toure, kepada sebuah media di Inggris, seperti dilansir Reuters, Sabtu (26/10/2013). “Kalau kami tak percaya diri datang ke Piala Dunia di Rusia. Kami tak akan datang.”

Ide boikot ini tak sejalan dengan beberapa manajer di Liga Premier. Manajer Chelsea, Jose Mourinho, mengatakan kenikmatan mayoritas orang tidak seharusnya dirusak oleh aksi kamu minoritas.

Advertisement

“Sebuah presentasi besar dari orang-orang yang pergi ke stadion adalah orang-orang yang menghargai perbedaan dan menghormati setiap orang dan mereka lebih penting dari kelompok kecil yang mengekspresikan dirinya dengan cara yang negatif,” ujar Mourinho dalam sesi jumpa pers.

“Sejarah sepak bola dibuat oleh berbagai ras. Mari melawan ratusan orang, tapi memberikan jutaan lainnya apa yang jutaan lainnya inginkan dan itu adalah sepak bola terbaik dengan para pemain terbaik dari seluruh dunia, apa pun rasnya.”

Manajer Arsenal, Arsene Wenger, mengatakan ancaman boikot masih terlalu dini digulirkan. Ia menilai UEFA perlu lebih dulu melakukan penyelidikan secara komplit sebelum membicarakan tentang boikot.

Advertisement

“Sesuatu hal yang ekstrim yang Anda sarankan [boikot], ini masih terlalu dini melakukannya karena belum terbukti apa yang terjadi,” ujar Wenger.

“Saya percara Rusia sendiri berjuang melawan itu dan tentunya Anda juga ingin setiap orang aktif dalam hal itu.”

Insiden yang terjadi pada Toure jelas menjadi hal yang memalukkan bagi sepak bola Eropa. Padahal sebelumnya, UEFA pada pekan ini baru saja mendeklarasikan ‘Football Against Racism in Europe Action Week’.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif