SOLOPOS.COM - Konflik antara PSSI dengan Kemenpora masih belum ada titik temu penyelesaian. Ist/dok

Pembekuan PSSI oleh Menpora belum menemukan titik temu penyelesaian. Karenanya PSSI berencana mengajak AFC dan FIFA menemui Kemenpora

Solopos.com, JAKARTA- PSSI berencana mengajak AFC dan FIFA menemui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk menyelesaikan konflik yang melanda sepak bola Tanah Air.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Komisi X DPR RI mendesak Kemenpora menggelar pertemuan dengan PSSI paling lambat 23 Juni 2015. PSSI berniat menggandeng AFC dan FIFA sebagai penengah dalam pertemuan dengan dengan Kemenpora.

Namun, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Azwan Karim, menuturkan kehadiran badan sepak bola Asia dan dunia itu tidak serta merta bakal memberi solusi dalam konflik antara PSSI dan Kemenpora.

“Tetap saja FIFA dan AFC hanya bisa memberi masukan dari luar, secara internal kita-kita yang harus membereskan. Misalnya kalau Menpora tidak puas dengan penjelasan dari PSSI saja, soal apapun, kita datangkan FIFA atau AFC. Tapi balik lagi harus solution oriented,” kata Azwan, seperti dilansir liputan6.com, Jumat (12/6/2015).

Kemenpora menggelar rapat kerja (raker) bersama Komisi X DPR pada Rabu (10/6/2015) malam. Mereka membahas rencana penyelenggaraan kompetisi sekaligus mencari langkah strategis untuk mengakhiri sanksi FIFA.

Azwan menilai PSSI dan Kemenpora bisa mengupayakan solusi atas persoalan sepak bola Tanah Air berdasarkan berbagai pertimbangan. “Solusinya bisa dari mana saja. Bisa dari undang-undang olahraga seperti SKN dan juga undang-undangnya sepak bola secara internasional, yaitu statuta,” imbuh Azwan.

Kemenpora dikabarkan telah menggandeng Mahaka Sport and Entertainment sebagai promotor kegiatan olahraga dan hiburan di tanah air, termasuk untuk menyelenggarakan turnamen Piala Presiden. Akan tetapi, Azwan menegaskan Mahaka tidak bisa menggelar turnamen yang akan diikuti 18 klub ISL itu tanpa menjalin komunikasi dengan PSSI.

“Seluruh kompetisi sepak bola, harus di bawah otoritas PSSI termasuk Piala Presiden. Mahaka bukan pemain baru, mereka sudah komunikasi ke kita, apakah bisa terealisasi. Kalau otoritasnya berada di PSSI, turnamen itu bisa bergulir, tapi kalau otoritasnya ada di pihak lain susah, pasti tidak bisa. Dan klub sangat menyadari hal itu,” imbuh dia. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya