Sport
Rabu, 8 September 2010 - 10:40 WIB

Pemkot Kediri ancam beri sanksi pemain Persik

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kediri–Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Jawa Timur, mengancam dengan sanksi tegas kepada lima pemain Persik, karena mereka tidak masuk kantor.

“Kami menerapkan sanksi tegas kepada lima pemain Persik. Mereka terkena indisipliner jika tidak masuk kantor,” kata Wali Kota Kediri, Samsul Ashar di Kediri, Rabu (8/9).

Advertisement

Ia mengaku, telah memerintahkan Inspektorat untuk menyeleksi seluruh pegawai, termasuk yang statusnya sebagai pemain Persik. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri, sanksi tegas akan diterapkan jika tidak masuk minimal tiga bulan berturut-turut.

Samsul mengatakan, hingga kini telah memecat Jaiz yang merupakan pemain Persik. Jais tercatat sebagai pegawai Dinas Pendapatan Kota Kediri, namun saat ini bekerja sebagai pegawai di Dinas Pendapatan Manokwari. Ia diketahui tidak masuk kantor kumulatif enam bulan, sehingga dipecat tidak hormat.

Advertisement

Samsul mengatakan, hingga kini telah memecat Jaiz yang merupakan pemain Persik. Jais tercatat sebagai pegawai Dinas Pendapatan Kota Kediri, namun saat ini bekerja sebagai pegawai di Dinas Pendapatan Manokwari. Ia diketahui tidak masuk kantor kumulatif enam bulan, sehingga dipecat tidak hormat.

“Ia langsung dipecat karena melanggar aturan dengan tidak masuk enam bulan kumulatif,” kata Samsul yang juga Ketua Umum Persik Kediri tersebut.

Ia mengaku, hingga saat ini masih memberi pilihan kepada lima pemain senior Persik yang sempat mogok bermain. Status mereka sebagai pegawai negeri sipil (PNS) akan ditegaskan.

Advertisement

Samsul mengemukakan, hingga kini belum ada keputusan manajemen menyikapi aksi mogok lima pemain senior Persik tersebut. Manajemen masih menunggu hingga akhir Lebaran 1431 Hijriah mendatang.

Lima pemain Persik mogok untuk bermain. Mereka adalah Harianto, Suswanto yang statusnya sudah menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Sementara, tiga pemain lainya adalah Jefri Dwi Hadi, Khusnul Yuli, dan Wahyudi masih menjadi honorer daerah di PDAM Kota Kediri.

Mereka mogok ketika Persik bermain di Liga Jawa Timur, dengan alasan belum ada kepastian kontrak. Status mereka yang menjadi PNS membuat para pemain senior tersebut agak kesulitan mencari klub lain, karena ancaman indisipliner bahkan dipecat.

Advertisement

Status PNS itu sendiri disandang para pemain Persik sebagai bonus dan kompensasi saat klub yang berjuluk “Macan Putih” itu merebut juara Liga Indonesia IX/2003.

Saat itu, semua pemain dan tim ofisial diangkat secara otomatis menjadi PNS oleh Ketua Umum Persik yang juga Wali Kota Kediri, HA Maschut, sebagai bentuk penghargaan karena telah mengharumkan nama Kediri.

ant/rif

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif