SOLOPOS.COM - Klub Liga 2 Perserang Banten tengah dilanda isu pengaturan skor. Lima pemain dipecat berikut pelatih kepalanya, Putut Widjanarko. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Komite Disiplin PSSI memastikan karier pelatih dan pesepak bola yang terlibat pengaturan skor yang dilaporkan klub Liga 2 2021, Perserang bakal tamat jika dalam pengusutan mereka terbukti menodai jiwa fairplay.

Komdis siap memberikan sanksi tegas jika dugaan pengaturan skor itu terbukti.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Jika terbukti ada pengaturan skor, kasus yang dilaporkan Perserang mencoreng wajah sepak bola Indonesia yang sedang berusaha bangkit.

Ketua Komite Displin PSSI Erwin Tobing memastikan memberikan hukuman berat bagi para pelaku yang terbukti terlibat. Ia mengancam karier sepak bola para pelaku bisa terhenti.

“Karir sepak bolanya akan habis. Kami akan bergerak cepat untuk menuntaskan permasalahan ini,” kata Erwin Tobing sebagaimana disadur dari Antara, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Australia Vs Timnas Indonesia U-23 Disiarkan SCTV Malam Ini 

Ucapan Erwin diperkuat Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi. “Kami tidak main-main dan akan menuntaskan permasalahan yang mencoreng nama sepak bola Indonesia ini,” ujar Yunus.

Ia menambahkan PSSI telah menerima laporan itu dan segera memeriksa. Pihaknya akan menyelidiki dan memanggil dahulu para terduga untuk dimintai keterangan.

“Ini tentu akan masuk ranah dari Komite Disiplin,” kata Yunus Nusi.

Manajer Perserang, Babay Karnawi, mengatakan laporan kepada PSSI itu telah sesuai dengan yurisdiksi sepak bola. Laporan itu berdasarkan sejumlah informasi, pengakuan, dan barang bukti yang dimiliki manajemen Perserang.

Baca Juga: Diduga Terlibat Pengaturan Skor, Pelatih dan 5 Pemain Perserang Dipecat 

Babay menambahkan pelaporan itu untuk meminta Badan Yudisial PSSI menindak tegas seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pengaturan skor itu.

“Sebagai anggota, kami melaporkan agar PSSI melindungi klub, pemain, pelatih, dan ofisial Liga 2 dari praktik seperti ini. Tentunya dengan memperketat pengawasan dalam yurisdiksi sepakbola di Liga 2,”kata Jibay.

Menurutnya, indikasi pengaturan skor pertandingan ditemukan dalam sejumlah laga yang dijalani Perserang di Liga 2 musim ini. Dugaan praktik pengaturan skor pertandingan itu telah dilakukan oleh pihak luar dengan mengajak sejumlah pemain Perserang Serang.

“Beberapa orang telah menghubungi sejumlah pemain Perserang untuk membuat Perserang kalah dalam pertandingan melawan RANS Cilegon FC, Persekat Tegal dan Badak Lampung FC,” kata dia.

Babay mengatakan berdasarkan bukti berupa pengakuan dari pemain dan pelatih, manajemen Perserang Serang melakukan tindakan tegas kepada lima orang pemain dan seorang pelatih kepala Perserang. Lima pemain yang dimaksud adalah EDS, FE, EJ, AS dan AIH. Sedangkan pelatih kepala berinisial PW.

“Dengan pertimbangan integritas dan etik, keenam orang itu diberhentikan secara tidak hormat dari Perserang,” kata Jibay itu.

Ia menambahkan kehilangan lima pemain Perserang merasa dirugikan untuk mengarungi lanjutan Liga 2 musim ini. Namun, Jibay menegaskan lebih menjunjung tinggi integritas sepak bola ketimbang mempertahankan penggawa yang merusak.

“Kondisi ini sangat merugikan Perserang, tapi kami tetap harus berani dan tidak menoleransi hal-hal yang merusak integritas sepak bola. Laporan ini untuk memberi efek jera kepada pihak-pihak yang ingin merusak integritas sepakbola,” kata dia.

Ia mengucapkan terima kasih kepada pemain, ofisial Perserang, dan pendukung yang turut serta memerangi hal-hal yang merusak integritas sepak bola.

Jibay mewakili seluruh manajemen Perserang mengajak seluruh elemen suporter dan masyarakat Serang untuk mendukung Perserang dan menjadikan kejadian itu sebagai titik awal kebangkitan.

“Kami memohon doa dan dukungan kepada seluruh masyarakat Serang agar Perserang bisa meraih hasil sesuai harapan dalam lanjutan Liga 2 musim ini,” pungkas Jibay.

Pelatih Membantah

Pernyataan Manajer Tim Perserang itu langsung dibantah Putut Widjanarko. Mantan Pelatih Perserang, Putut Widjanarko, meninggalkan Perserang Serang dengan alasan performa buruk tim selama mengarungi Liga 2.

Putut mengatakan tidak dipecat oleh Manajemen Perserang namun mengundurkan diri dari Perserang. Ia memastikan pengunduran diri itu tidak terkait dengan isu praktik pengaturan skor yang melibatkan lima pemain Perserang.



“Saya mundur karena hasil kurang maksimal di dua laga terakhir, bukan karena saya ikut dalam pengaturan skor,” kata dia.

Namun ia mengetahui tentang dugaan praktik pengaturan skor itu dilakukan oleh anak asuhnya itu. Informasi itu diperoleh sesaat sebelum pertandingan pada putaran pertama kontra Badak Lampung FC.

“Memang saya mendapat informasi ini (dugaan pengaturan skor) dari salah satu pemain. Tetapi info ini saya keep karena saya berpikir sebagai pelatih saat itu kami harus fokus lawan Badak Lampung dan tidak mau terjadi kericuhan dalam tim,” kata Putut.

Ia mengatakan ternyata sikapnya itu dianggap salah oleh manajemen. Putut dianggap menutupi hal buruk yang menimpa tim.

“Saya tahu info itu beberapa hari sebelum lawan Badak Lampung. Tetapi ternyata pemain sudah mulai bermain curang sejak lawan RANS Cilegon FC,” kata Putut dalam keterangannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya