Sport
Jumat, 1 Juni 2012 - 17:10 WIB

PENONTON EURO: Inggris Terancam Minim Dukungan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KEAMANAN -- Dua polisi terlihat di sebelah peta informasi di Kiev, Ukraina. Masalah keamanan dan ancaman rasialisme banyak disebut sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan selama penyelenggaraan Euro 2012 di negeri itu. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

KEAMANAN -- Dua polisi terlihat di sebelah peta informasi di Kiev, Ukraina. Masalah keamanan dan ancaman rasialisme banyak disebut sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan selama penyelenggaraan Euro 2012 di negeri itu. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

LONDON – Hebohnya para suporter bola Inggris sepertinya takkan terlalu terlihat saat pertandingan Euro 2012 mendatang di Ukraina dan Polandia. Soalnya ribuan tiket yang sebenarnya sudah dijatahkan bagi Inggris untuk pertandingan Timnas mereka ternyata tak laku sehingga banyak yang harus dikembalikan ke organisasi sepakbola Eropa, UEFA.
Advertisement

FA, PSSI-nya Inggris, sebenarnya dijatah sekitar 7.500 tiket masing-masing untuk pertandingan melawan Prancis dan Ukraina serta 9.000 untuk pertandingan melawan Swedia. Namun ternyata hanya sekitar 3.000-an tiket saja yang terjual untuk masing-masing pertandingan, sehingga akhirnya dikembalikan ke UEFA dan dijual untuk umum. Meski begitu FA masih berharap setidaknya ada 10.000 fans Inggris yang tetap pergi menonton dan membeli tiket sendiri.

Dengan demikian, untuk kali pertama sejak bertahun-tahun, penonton Inggris berkurang sangat banyak dan takkan terlihat mendominasi seperti selama ini terlihat di turnamen-turnamen bola internasional. Juru bicara Federasi Suporter Sepakbola, Kevin Miles, menduga kurangnya minat fans bola ini disebabkan oleh kondisi perekonomian sekarang, ditambah tingginya biaya untuk perjalan dan penginapan. “Semuanya kira-kira bermuara pada pikiran orang soal apakah pengeluaran mereka sepadan dengan apa yang didapatkan,” katanya.

“Cukup berat terbang ke Kiev dengan harga tiket pesawat yang mahal sementara jarak antarkota tempat pertandingan juga jauh. Harga penginapan di sana juga melonjak luar biasa,” kata Miles. “Lagi pula tempat-tempat itu selama ini bukan tujuan liburan utama, jadi pertanyaannya adalah Anda mau ngapain saat hari-hari kosong tak ada pertandingan. Itu bukan Algarve (di Spanyol-red) di mana keluarga bisa pergi berlibur ke pantai,” imbuhnya.

Advertisement

Masalah keamanan juga jadi kekhawatiran tersendiri. Bahkan mantan bek Inggris, Sol Campbell, belum lama ini mengimbau warga berkulit hitam atau keturunan Asia tidak mengambil risiko pergi, khususnya ke Ukraina. “Mereka lebih baik tinggal di rumah, menonton pertandingan di TV … Tak usah ambil risiko,” ujarnya dalam wawancara di acara BBC, Panorama.

Namun alasan masalah risiko keamanan dan rasialisme itu tak sepenuhnya diterima Miles. “Saya pikir itu bukan faktor utama,” katanya. “Memang itu masalah serius juga, tapi banyak orang yang mau pergi sudah mengambil keputusan bulat,” lanjutnya. “Kementerian Luar Negeri memang punya peringatan khusus di situs mereka yang menyebut warga kulit hitam dan Asia harus lebih waspada saat pergi ke Ukraina, tapi peringatan itu sudah tercantum sejak lima tahun lalu,” katanya pula.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif