Sport
Selasa, 23 Maret 2021 - 14:29 WIB

Permintaan Maaf Saja Tak Cukup, Marcus Gideon Sebut BWF Harus Bertanggungjawab

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA-- Salah satu pemain bulutangkis Tanah Air, Marcus Fernaldi Gideon merespons pernyataan BWF yang meminta maaf kepada Indonesia. Dia masih menuntut pertanggungjawaban induk organisasi bulutangkis dunia itu secara konkret.

BWF melalui Presiden Federasi Bulutangkis Dunia, Poul Erik, telah mengirimkan surat pernyataan permohonan maaf kepada Indonesia.

Advertisement

Surat yang ditujukan kepada Menpora Zainudin Amali pada Minggu (21/3/2021) itu juga disertakan permintaan maaf kepada Presiden RI Joko Widodo, Kemenpora, Kemenlu, Duta Besar Indonesia, serta fans bulutangkis Indonesia.

Baca Juga: Tundukkan Borneo FC, Ini Kunci Kemenangan Bhayangkara Solo FC

Advertisement

Baca Juga: Tundukkan Borneo FC, Ini Kunci Kemenangan Bhayangkara Solo FC

Dalam permohonan maafnya, Poul Erik menyatakan penyesalannya atas insiden yang terjadi di turnamen All England 2021.

Marcus Fernaldi Gideon dkk yang baru tiba di Tanah Air pada Senin (22/3/2021) malam WIB, mengomentari permohonan maaf dari BWF. Menurutnya, persoalan yang dialami timnya tidak selesai hanya permintaan maaf. Perlu ada penjelasan secara terperinci agar BWF tak lepas tangan jika ada kasus serupa dialami tim.

Advertisement

Baca Juga: Messi Capai Rekor Saat Barcelona Pesta 6 Gol Di Markas Real Sociedad

Tindakan Diskriminatif

Sinyo, panggilan karib Marcus Fernaldi Gideon, mengatakan BWF tetap harus mempertanggungjawabkan tindakan diskriminatif yang didapat tim Indonesia selama di All England yang dimulai 17 Maret lalu.

"Kemarin kan benar-benar terlihat banget ketidakadilannya menurut saya dan menurut teman-teman semua. Jadi harus diperjelas," dia mengungkapkan.

Advertisement

"Tak segampang itu tinggal bilang minta maaf, lalu sudah beres begitu," dia menegaskan.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Bos Persis Solo, Hadiah Ultah Ke-27 Kevin Nugroho

Seperti diketahui, tim Indonesia diketahui sepesawat dengan penumpang yang terkonfirmasi positif saat perjalanan dari Istanbul ke Birmingham.

Advertisement

Atas kasus itu, Jonatan Christie dkk yang tengah menjalani pertandingan babak pertama dipaksa kalah WO dari turnamen tertua di dunia tersebut. Jonatan Christie dkk harus menjalani karantina mandiri di hotel selama 10 hari sesuai aturan dari pemerintah Inggris dan National Health Service (NHS).

Kasus itu pun melebar sampai pemerintah Indonesia turun tangan guna memulangkan Hendra Setiawan dkk ke Tanah Air.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif