SOLOPOS.COM - Gambar saat pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi menendang bola yang mengenai kepala pemain Persebaya, Bruno Moreira yang sedang terkapar, dalam laga Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Minggu (3/3/2024). (Istimewa)

Solopos.com, SURABAYA — Manajemen Persebaya Surabaya resmi melayangkan surat ke Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait aksi pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi yang melakukan tindakan keras ke Bruno Moreira.

Dalam laga Persebaya vs PSS Sleman, Minggu (3/3/2024) sore, Wahyudi Hamisi memicu keributan pemain setelah tendangannya ke bola mengenai kepala Bruno Moreira yang sedang terkapar oleh insiden sebelumnya.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Berdasarkan dokumentasi, Wahyudi Hamisi pernah melakukan pelanggaran horor pada pemain Persebaya, Robertino Pugliara di Stadion Gelora Bung Tomo tahun 2018.

Dampaknya fatal, Robertino patah tulang betis kiri dan sobek ligamen engkel yang membuat pemain asal Argentina itu pensiun dari sepak bola.

Wahyudi Hamisi melalui video yang diunggah di akun X @PSSleman mengaku salah atas tindakannya terhadap Bruno Mereira.

Namun ia memastikan tidak sengaja menendang kepala pemain asing Persebaya asal Brasil tersebut.

Setelah insiden itu Bruno masih bisa bermain. Bahkan gelandang cerdik itu mencetak gol lewat titik penalti dengan gaya ala Panenka.

Sekretaris Persebaya Ram Surahman dalam keterangannya di Surabaya, Selasa (5/3/2024), mengatakan surat ditujukan kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan terukur.

Seperti dikutip Solopos.com dari Antara, ada dua poin yang diminta Persebaya untuk mendapat perhatian serius dari PSSI.

Poin pertama, pemain PSS dengan nomor punggung 33 tersebut melakukan tindakan keras dan mengarah mencederai lawan pada menit ke-19.

“Dengan dalih merebut bola, dia dengan sengaja menendang kepala pemain Persebaya Bruno Moreira yang saat itu terjatuh,” katanya.

Sedangkan wasit yang memimpin pertandingan, kata Ram, tepat berdiri di depannya saat kejadian tersebut dan hanya memberikan kartu kuning.

“Apa yang dilakukan Wahyudi Hamisi ini termasuk kategori violent conduct, yang harusnya layak di kartu merah,” katanya.

Ram menjelaskan bagi Persebaya seperti mengulang momen horor pada Kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2018/2019, Wahyudi Hamisi yang saat itu bermain untuk Borneo FC melakukan pelanggaran brutal pada Robertino Pugliara di Stadion Gelora Bung Tomo.

Akibat tackling dua kaki oleh pemain yang sama, Robertino Pugliara yang malang melintang di sepak bola Indonesia akhirnya harus berhenti bermain bola.

Poin kedua, kepemimpinan wasit Ginanjar Rahman dianggapnya kurang tegas dan cenderung abai dalam menerapkan peraturan permainan dalam sepak bola.

Akibatnya, pertandingan berjalan keras dan menjurus kasar. Beberapa kali laga harus terhenti karena insiden antarpemain kedua tim.

“Bisa dilihat dari keluarnya 11 kartu kuning di pertandingan tersebut. Sebanyak enam kartu kuning untuk PSS dan lima Persebaya,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Persebaya tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya