SOLOPOS.COM - Pelatih Persib Bandung Djajang Nurjaman. (Ist/viva.co.id)

Persib Bandung yang dilatih Djajang Nurjaman (Djanur) masih menyimpan kekesalan karena QNB League dihentikan.

 

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Harianjogja.com, BANDUNG — Tahun 2015 dalam hitungan hari akan berakhir. Di tahun ini pula Persib Bandung mencatatkan prestasi yang cukup baik. Karena di awal mereka sukses menyabet Piala Walikota Padang dan menjadi runner up Inter Island Cup.

Selain itu Maung Bandung juga mampu melaju ke babak 16 besar AFC Cup meski takluk di tangan Kitchee SC di fase knockout. Kejayaan pun mencapai puncaknya kala Atep dan kawan-kawan menjuarai turnamen Piala Presiden.

Di tengah pencapaian apik tersebut, pelatih Djajang Nurjaman (Djanur) masih menyimpan rasa kesal. Itu karena gelaran QNB League alias kompetisi kasta tertinggi di tanah air dihentikan karena dibekukannya PSSI oleh Menpora.

Padahal Djanur mengaku dia merasa yakin akan mampu merebut trofi sekaligus menjadi klub pertama yang bisa mempertahankan gelar juara. Persib memang sebelumnya keluar sebagai juara di tahun 2014.

“Dari awal musim kita punya optimisme pasti, karena dulu trend kita lagi bagus. Udah juara 2014 dan dapat juara juga di turnamen pra musim,” ungkap Djajang seperti dikutip dari Laman Simamaung, Senin (28/12/2015).
Keyakinan Djanur muncul karena komposisi pemain yang dia miliki memang sedang bagus-bagusnya. Kehilangan beberapa pemain di musim sebelumnya seperti Ferdinand Sinaga ditambal dengan masuknya amunisi baru.

Dia sadar betul bahwa mempertahankan gelar juara bukan tugas mudah sehingga perubahan pun dilakukan. Hasilnya di 2 laga awal Semen Padang dan Persipasi Bandung Raya (PBR) yang kerap menyulitkan langsung dihajar tanpa ampun.

“Dulu saya optimis dengan adanya materi di tim meski ada tambal sulam pemain. Langkah di awal cukup bagus karena bagaimana pun pertandingan pertama dan kedua itu selalu sulit tapi kita bisa menang (melawan Semen Padang dan PBR),” ujarnya.

Sayang kepercayaan diri Djanur akan kinerja anak asuhnya harus dihentikan secara paksa. Adalah Kemenpora yang mengambil kebijakan untuk membekukan PSSI saat sedang menggelar Kongres Luar Biasa di bulan April. Hal itu yang menjadi titik awal mati surinya kompetisi di tanah air dan membuat Persib kehilangan arah. Semua program dan rencana Djanur bersama tim pelatih hancur berantakan hingga para pemain sempat dibubarkan.

“Saat kita di trend bagus ada sanksi dan itu sangat disayangkan. Tiba-tiba ada sanksi itu yang bikin down dan semua rencana buyar. Jadi patah semangat dengan adanya sanksi. Lagi on fire datang musibah lah,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya