SOLOPOS.COM - Stadion Sultan Agung Bantul. (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Harianjogja.com, BANTULSelain persoalan gaji, Persiba juga mendapatkan peringatan dari PSSI terkait pendapatan tiket laga home yang dinilai masih terlalu minim. Oleh karena itu, selain berupaya untuk meningkatkan animo penonton melalui kerja sama dengan pihak suporter, manajemen Persiba juga berencana menaikkan harga tiket masuk Stadion Sultan Agung.

Salah satu Direktur PT Bantul Jaya Utama (BJU), Wikan Werdho Kesworo mengatakan, satu-satunya cara yang paling realistis untuk meningkatkan pendapatan tiket adalah melalui kenaikan harga tiket itu sendiri.  Namun, terkait persentase kenaikannya, pria berkacamata yang musim lalu menjabat sebagai Sekretaris Persiba ini masih belum menetapkannya
secara resmi. Lagipula terkait hal itu, keputusan sepenuhnya  ada pada pihak pengelola.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Ia menegaskan, kemungkinan besar kenaikan harga tiket nantinya juga tak akan terlalu tinggi. Pihaknya mengusulkan kenaikan tiket itu hanya sebesar Rp5.000 saja di tiap kelasnya. Selama ini, pihak Panitia Pelaksana (Panpel) Persiba telah membagi klasifikasi tiket menjadi tiga kelas yang masing-masing berharga Rp15.000, Rp30.000, dan Rp50.000.

Terkait peringatan dari PSSI, ia tak memungkirinya. Ia menjelaskan, sepanjang Persiba mengikuti kompetisi Indonesia Premier League, jumlah animo penonton tiap Persiba berlaga home memang kian merosot.  Jika pertandingan digelar sore hari (pukul 15.30 WIB), pendapatan tiket Persiba tak lebih dari Rp40 juta. Bahkan di beberapa pertandingan, tak jarang Panpel hanya meraup pendapatan tak lebih dari Rp25 juta. Sementara saat play off IPL 2013 lalu, dari 12 matchday, pihak Panpel meraup pendapatan bersih hanya sekitar Rp300 juta.

Menurut Wikan, kian merosotnya animo penonton yang datang ke stadion tersebut disebabkan oleh kekecewaan masyarakat terhadap dualisme PSSI. Memang ketika itu, Persiba salah pilih operator liga. Sejak menjuarai Divisi Utama 2010/2011 lalu, Persiba memang lebih memilih berlabuh ke kompetisi IPL yang berada di bawah panji PT Liga Prima
Indonesia Sportindo. “Alasannya adalah ketika itu, IPL adalah kompetisi yang dianggap resmi, dan kami mengikuti saran PSSI,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya