Sport
Senin, 13 Februari 2012 - 21:13 WIB

PERSIS Butuh Reformasi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO--Penempatan FX Hadi Rudyatmo untuk kembali duduk sebagai Ketum Pengcab PSSI Solo dipandang bukan sebagai urusan tunggal yang dihadapi pecinta sepak bola di Solo. PSSI Solo yang kondang dengan sejarah Persis itu butuh direformasi.

Hal itu dinilai perlu digarisbawahi mengingat perjalanan Persis masih menuai penilaian “jalan ditempat” dengan sikap kepengurusan yang ada saat ini. Paparan itu disampaikan mantan Ketua Harian PSSI Solo era 2003-2007, Rio Suseno kepada wartawan di Jebres, Solo, Senin (13/2/2012).

Advertisement

“Pertama perlu disehatkan dulu. Klub-klub (26 klub internal Persis) sejauh ini namanya memang ada tapi tak berada. Kontribusi mereka harus jelas jangan hanya menuntut saja jika memang mengakui Persis milik mereka. Tapi sejauh ini mana? Ini yang perlu diubah dalam AD-ART, yakni mengenai pengambilan keputusan,” tegas Rio saat itu.

Dari itu, Rio berpendapat otoritas dan kepercayaan yang diserahkan kepada Ketum PSSI Solo haruslah jelas. Dia menyindir ulah para pengurus yang bergerak di luar di akhir masa jabatan Rudy, tahun lalu. Yakni saat para pengurus menyatakan diri membangun tim Persis untuk berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia setelah Rudy menyatakan Persis merjer dengan PT SIP.

“Siapapun calon harus memiliki otoritas besar, seperti kemarin (saat Rudy menjabat), kalau merasa memiliki figur ya jangan rame rame di luar. Pak Rudy mundur baru pada bingung. Baiklah kalau memang ada permasalahan besar yang mari kita bicarakan, mestinya begitu,” tandasnya.

Advertisement

Dia tak mengelak sejarah Persis Solo harus tak dilupakan. Namun hal itu dipandangnya bukan berarti memberikan keleluasaan orang-orang lama yang hanya menggembar-gemborkan sejarah Persis sendiri tanpa kejelasan andil. Dia mengidealkan perubahan nyata di dalam tubuh kepengurusan Persis. “Orangnya itu-itu saja. Marilah kita kembali kepada esensi kepemilikan, tak ada yang abadi kecuali perubahan karena membawa sepakbola butuh idealisme tinggi,” tukasnya.

(JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif