SOLOPOS.COM - Pemain Persis melakukan latihan di stadion Sriwedari, Selasa (10/5). Persis akan berlaga melawan Persika Karawang pada Minggu (22/5) di Karawang dalam Indonesia Soccer Championship. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Persis Solo bakal tampil di kompetisi Divisi Utama tahun ini.

Solopos.com, SOLO — Konflik internal di tubuh manajemen PT. Persis Solo Saestu (PSS) diharapkan tidak mengganggu klub Persis Solo mempersiapkan diri untuk berkompetisi di Divisi Utama yang mulai bergulir pada 20 Maret 2017 mendatang. Pertemuan antara pihak investor PT Syahdhana Properti Nusantara (SPN) dan PT PSS yang diagendakan Senin (9/1/2017) ini, diharapkan mampu menjadi titik temu antara kedua belah pihak.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, mendesak agar klub segera bergerak cepat mengingat waktu persiapan cukup mepet. Dia menilai penunjukkan pelatih yang dilakukan oleh Komisaris PT PSS sekaligus menjabat sebagai Direktur fi PT SPN, merupakan langkah awal dalam mempersiapkan diri.

Ginda juga mengapresiasi langkah tim pelatih yang sudah melakukan pemilihan pemain. Menurutnya, audiensi yang berlangsung di Loji Gandrung pada Jumat (6/1/2017) malam, merupakan langkah mundur. Terlebih lagi, lanjut dia, adanya istilah bahwa klub berbeda dengan PT, memicu kebingungan di kalangan suporter.

“Kami berharap ini hanya sebuah miskomunikasi saja, langkah-langkah klub tetap berjalan. Akan repot nanti misalnya pelatih yang ada, dianggap tidak sah. Ini yang kami khawatirkan,” kata Ginda ketika dihubungi Solopos.com, Minggu (8/1/2017).

“Ini kan masalah internal klub. Yang bisa saya sampaikan kan kalau klub dan PT [PSS] berbeda, hla kemarin selama ini apa yang dilakukan oleh PT [PSS]. Kami ingat betul bahwa kami pernah turun ke jalan, meminta revolusi Persis agar dikelola secara profesional sesuai yang diminta badan liga yaitu dibentuk PT,” sambungnya.

Namun dalam perjalannya, lanjut Ginda, setelah dibentuk PT PSS dan diakuisisi oleh PT SPN, sekarang ada istilah kalau PT itu bukan pengelola klub. Padahal telah disepakati bahwa hak intelektual klub tidak akan diganti. Hak intelektual klub tersebut, antara lain, nama Persis Solo, homebase klub, warna klub, julukan klub, dan lainnya.

“Sekarang ada istilah PT berbeda dengan klub, terus kalau ada pemilihan pelatih dan pemain menjadi wewenang klub, teman-teman ini menjadi gagal paham. Kalau persiapan sudah dilakukan dengan membentuk tim pelatih dan sudah dilakukan penunjukan pemain, ya jangan berjalan mundur kembali,” imbuhnya.

Terpisah, CEO PT PSS, Paulus Haryoto, mengatakan akan segera membentuk manajemen baru kemudian disusul dengan pembentukan skuat Laskar Sambernyawa. Ditargetkan manajemen baru terbentuk pada bulan ini, sementara pertengahan Februari 2017 penggawa Persis Solo sudah diumumkan. Ditanya mengenai apakah penunjukkan Widyantoro sebagai kepala pelatih akan dianulir, Paulus menjawab kewenangan ada di tangan manajemen baru yang akan dibentuk.

“Kami akan segera bertemu dengan pihak SPN dan mempersiapkan Persis untuk berkompetisi. Manajemen nanti tergantung mau diisi siapa saja. Manajemen baru itu yang akan memilih pelatih,” jawabnya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya