SOLOPOS.COM - Stadion Manahan Solo (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO – Panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persis Solo setuju dengan setiap tindakan yang diambil dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) maupun PSSI menyusul rasisme di dalam stadion. Hal itu setelah tiga pemain PSM Makassar yang mengalami tindakan rasis tersebut yakni Yance Sayuri, Yuran Fernandes, dan Erwin Gutawa.

Buntut dari kasus rasisme yang dialami oleh tiga pemain PSM Makassar tersebut, kompetisi Liga 1 2023/2024 terancam dihentikan. Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyarankan kompetisi Liga 1 2023/2024 dihentikan sementara.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Hal itu diakui Ketua Panpel Persis Solo Ginda Ferachtriawan sebagai komitmen penyelenggara kompetisi  Liga 1 untuk membuat suasana stadion nyaman bagi semua pihak. Ginda mengaskan bukan hanya rasisme, panpel juga tidak akan memberi ruang terhadap semua masalah yang menimbulkan ketidaknyamanan penonton sepak bola.

“Kalau yang jelas kalau rasisme yang jelas kaya penyebutan seperti itu, pasti steward akan melaporkan ke pengawas pertandingan. Kemudian nanti akan melakukan apa yang dilakukan, karena seingat saya pertandingan bisa dihentikan dulu sementara waktu kalau ada tindakan seperti itu,” kata Ginda, Senin (11/7/2023).

Ia menambahkan ada regulasi terkait penghentian kompetisi bila terjadi insiden seperti rasisme di tengah pertandingan.

“Karena seingat saya ada regulasi pertandingan boleh dihentikan sementara kalau memang terjadi rasisme. Jangan rasisme, pelecehan seksual seperti catcalling itu juga kami petugas di lapangan terbuka untuk pelaporan,” kata diatambahnya.

Panpel Persis Solo pun juga memberi ruang untuk melaporkan setiap tindakan yang membuat kondisi tribune stadion tidak nyaman.

“Silahkan dilaporkan karena kami punya petugas yang memantau dan menerima segala macam keluhan. Bahkan masih dalam antrean masuk tribun terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa dilaporkan kepada kami,” ujarnya.

“Kita juga setuju langkah Ketum PSSI karena kita juga ingin stadion yang ramah keluarga. Saya sepakat apapun yang dilakukan di dalam stadion, kalau memang tidak sesuai dengan ketentuan silahkan saja diberi tindakan yang tegas termasuk (pertandingan) diberhentikan dahulu,” tegas Ginda.

Namun sejauh Panpel Persis Solo belum menerima laporan terkait rasisme di dalam stadion.

Sementara itu Media Official Persis Solo, Bryan Barcelona turut menyoroti adanya rasisme dalam pertandingan Persija Jakarta vs PSM Makassar di pekan pertama BRI Liga 1.

Bryan menegaskan bahwa tidak boleh ada ruang rasisme dalam sepak bola Indonesia.

“Rasisme adalah masalah serius, kita harus edukasi semua pihak untuk lebih menaruh perhatian kepada hal ini. Jangan beri ruang untuk rasisme di sepak bola Indonesia,” kata Bryan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya