Sport
Senin, 27 Februari 2017 - 12:00 WIB

Persis Solo Terancam Gagal Rekrut M. Choiron

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - M. Choiron (Istimewa)

Persis Solo ingin mendatangkan M. Choiron.

Solopos.com, SOLO — Pemain PSCS Cilacap, M. Choiron, terancam gagal bergabung dengan Persis Solo. Ternyata dia masih terikat pra-kontrak dengan klub asalnya. Sehingga, Persis Solo tidak berani menerima jasa pemain muda itu.

Advertisement

Pihak manajemen Persis Solo memutuskan agar Choiron menyelesaikan permasalahannya dengan klub lamanya. “Setelah saya tahu pra-kontrak dan sebagainya bahwa dia diikat PSCS. Maka kami tidak berani menerimanya karena melanggar aturan. Tetapi jika ada surat dari PSCS, baru kami berani terima Choiron,” terang Manajer Persis Solo, Hari Purnomo.

“Intinya, kami serahkan kepada Choiron semua. Dia harus bebas dan tidak terikat, baru kami terima,” sambungnya ketika dihubungi Solopos.com, Minggu (26/2/2017).

Sementara itu, Choiron sendiri berharap bisa segera menyelesaikan permasalahan antara dirinya dan manajemen PSCS secara kekeluargaan, agar bisa segera memperkuat Persis Solo. Namun, jika PSCS tetap tidak melepaskannya, maka dia kemungkinan besar tetap membela PSCS. Salah satu konsekuensi apabila Choiron nekat bergabung dengan Persis yaitu dia harus mengembalikan uang tanda jadi kontrak menjadi Rp100 juta.

Advertisement

“Benar ada klausul mengembalikan 10 kali lipat. Saya disuruh ke Cilacap untuk menyelesaikan masalah ini. Kalau tidak dilepas PSCS. Kemungkinan besar tetap di Cilacap. Tapi nanti tetap ada kontrak baru,” ujar Choiron ketika dihubungi Solopos.com, Minggu.

Sementara itu, Manajer PSCS Cilacap, Bambang Tujiatno mengaku kecewa dengan sikap Choiron yang tidak menepati kesepakatan yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak. Namun, terkait besaran jumlah uang tanda terima kontrak, dia enggan membahasnya. “Saya belum bisa memastikan karena yang tahu bendahara,” kata dia.

Bambang menegaskan tidak akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum. Namun, dia ingin kasus semacam ini dijadikan pelajaran bagi para pemain agar profesional dan beretika.

Advertisement

“Kami tidak akan tega menjerumuskan pemain tersandung dengan hukum. Kalau ini tidak disentil, teman-teman pemain tidak akan evaluasi diri. Saya ingin temen-teman, ayolah membangun bola dengan etika dan profesional,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif